Kirmir Kali Cipamokolan di Bandung Ambruk, Warga yang Tengah Memancing Meninggal

Ada sejumlah korban lainnya yang terluka akibat kirmir ambruk.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
(ILUSTRASI) Kirmir ambruk.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kirmir atau tembok pembatas sungai di Kali Cipamokolan wilayah Gang Babakan Cihapit, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, dilaporkan ambruk, Jumat (17/11/2023). Material kirmir dikabarkan menimpa sejumlah warga yang tengah memancing dan mengakibatkan salah satu korban meninggal.

Baca Juga


Kepala Seksi Penyelamatan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung John Erwin mengatakan, peristiwa kirmir ambruk itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 16.53 WIB, Jumat. Berdasarkan keterangan dari salah satu korban, Joni, kata dia, saat tengah memancing di Kali Cipamokolan, tiba-tiba terjadi longsoran kecil.

“Bapak Joni yang menyadari hal itu langsung berteriak dan langsung berlari ke atas. Tiga orang lainnya sempat terbawa dan tertimbun kirmir. Dua orang yang tertimpa kirmir bisa dievakuasi dan satu orang tertimbun cukup dalam,” ujar Erwin, Jumat (17/11/2023).

Erwin mengatakan, korban yang tertimbun material kirmir langsung dibantu warga dan dibawa ke klinik terdekat. Korban kemudian dirujuk ke rumah sakit.

Menurut Erwin, korban bernama Joni (35 tahun) terluka pada bagian tangan. Sementara korban Endang (50) terluka pada bagian kepala, lengan kanan, dan kaki kanan. Korban lainnya, Hendra (40), dilaporkan terluka pada bagian lengan kanan dan punggungnya sakit. “Satu orang korban, Bapak Aep (30), meninggal dunia,” kata dia.

Korban meninggal dikabarkan merupakan warga Jatihandap, Kota Bandung. Selain mengakibatkan korban jiwa dan luka, Erwin mengatakan, adanya kirmir yang ambruk itu membuat fondasi kantor RW 06 tidak stabil dan area parkirnya tergerus longsoran. Ketinggian area yang longsor sekitar 10 meter, dengan panjang kurang lebih 20 meter. “Lokasi sudah ditutup untuk tidak dilewati warga,” kata dia.

Erwin mengimbau masyarakat sementara ini tidak mendekati atau menggunakan kantor RW tersebut. Untuk penanganan sementara dan mencegah longsor susulan, kata dia, dibutuhkan pemasangan beronjong.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler