Sudinkes Jakbar: Jumlah Kasus Cacar Monyet Bertambah
Kepala Sudinkes Jakbar memaparkan cacar monyet di wilayahnya bertambah 1 kasus.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat menyebut kasus cacar monyet (Mpox) di wilayahnya bertambah satu orang. Sehingga total menjadi 10 orang yang tertular penyakit ini.
"Sekarang jadi 10, tambah satu lagi," kata Kepala Sudinkes Jakarta Barat Erizon Safari di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Erizon juga menambahkan terdapat satu pasien yang sudah sembuh dari sepuluh kasus tersebut. "Sembuh sudah ada satu, bahkan dia sudah ikut run (olahraga lari) gitu," kata Erizon.
Meskipun secara resmi belum ada data dari Dinkes DKI Jakarta, pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh. "Sudah, sudah sembuh. Sudah enggak bopeng juga," ujar Erizon.
Adapun 10 pasien Mpox tersebut berjenis kelamin pria. Erizon menyebut sumber penularan sebagian besar dari hubungan seksual sesama jenis, tetapi sebagian lagi kemungkinan bersumber dari transmisi lokal.
"Beberapa ada dikasih ke situ (hubungan sesama jenis), cuman yang terakhir ternyata enggak, ya. Jadi ada kemungkinan transmisi lokal. Tetapi kalau dia kontak sesama jenis, ya, sangat mungkin, ya," kata Erizon.
Mengenai risiko kematian dari penyakit Mpox, pihak Erizon belum menemukan kasus seperti itu di Jakbar. "Sejauh ini sih enggak, ya. Masih ringan-ringan saja. Kecuali kalau perilaku (hubungan sesama jenis) seperti dia tuh (merujuk ke penyakit lain yang lebih mematikan)," pungkas Erizon.
Sebelumnya, Sudin Kesehatan Jakbar memastikan kelompok berisiko cacar monyet (Mpox) telah diberikan vaksin guna mencegah penularan dan penyebaran penyakit tersebut.
"Pada masyarakat yang beresiko sudah diberikan (vaksin)," ujar Erizon.
Erizon menyebut kelompok atau masyarakat berisiko adalah orang yang melakukan kontak dengan penderita cacar monyet. "Vaksinasi diberikan kepada mereka yang kontak dengan penderita," imbuh Erizon.
Sementara itu hingga kini, pihak Erizon tidak mendata secara khusus terkait jumlah vaksin yang telah diberikan. "Jumlah (vaksin) tidak didata khusus," ujar dia.