Gencatan Senjata Hari Pertama: Pasukan Israel Bunuh 2 Warga Palestina dan Lukai 11 Orang
Gencatan senjata selama empat hari di Gaza dimulai sejak Jumat (24/11/2023) pagi.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan Hamas setuju melakukan gencatan senjata selama empat hari. Gencatan senjata sudah dimulai sejak Jumat (24/11/2023) pagi pukul 07.00 waktu setempat.
Associated Press melaporkan, di hari pertama pelaksanaan gencatan senjata, pasukan Israel membunuh dua warga Palestina dan melukai sedikitnya 11 lainnya ketika mereka berusaha memasuki wilayah utara Gaza
Seorang jurnalis Associated Press melihat dua jenazah dan korban luka ketika mereka tiba di sebuah rumah sakit di kota Deir al-Balah di bagian selatan Gaza. Korban luka tertembak di bagian kaki.
Penembakan pada hari Jumat terjadi beberapa jam setelah militer Israel memperingatkan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi di Gaza selatan agar tidak berusaha kembali ke rumah mereka di bagian utara wilayah tersebut, yang merupakan fokus serangan darat Israel.
Tindakan tentara Israel yang menembaki warga Palestina ini tidak sesuai dengan kesepakatan perjanjian gencatan senjata yang sudah disetujui antara kubu Israel dan Hamas. Kepala perundingan gencatan senjata dari Qatar, Mohammed Al Khulaifi, mengatakan, tidak ada serangan apa pun yang akan terjadi selama gencatan senjata berlangsung. “Tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi, tidak ada apa-apa,” katanya.
Pada Kamis (23/11/2023) kemarin Hamas mengatakan, Israel setuju untuk menghentikan lalu lintas udara di Gaza utara dan selatan mulai pukul 10.00 hingga pukul 16.00 setiap hari. Kelompok tersebut menjelaskan, Israel setuju untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di Gaza.
Kesepakatan ini akan membuat orang-orang dapat bergerak bebas di sepanjang Jalan Salah Al Din, jalan utama dengan banyak warga Palestina meninggalkan Gaza utara, tempat Israel melancarkan invasi darat. Hamas juga mengatakan, bahwa sayap bersenjatanya dan semua faksi Palestina lainnya akan menghentikan semua aktivitas militer ketika gencatan senjata mulai berlaku.
Selain itu, kata Hamas, 200 truk bantuan dan empat truk bahan bakar akan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari. Pengiriman itu sangat berarti bagi warga sipil Palestina terhuyung-huyung dari krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh pengeboman Israel selama berpekan-pekan dan pembatasan keras terhadap akses terhadap makanan, bahan bakar, listrik, dan air.