Nyamuk Ber-Wolbachia Disebar di Bandung, Penurunan Kasus DBD Dapat Terlihat Tahun Depan

Nyamuk ber-Wolbachia bantu tekan kasus DBD di Yogyakarta hingga 70 persen.

www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi). Penyebaran nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia menjadi strategi baru untuk mengatasi penularan kasus demam berdarah dengue di Indonesia.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat telah menyebarkan sebanyak 154 ribu telur nyamuk ber-Wolbachia untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD). Butuh waktu satu hingga dua tahun untuk mengetahui penurunan kasus DBD dalam metode wolbachia yang saat ini tengah diterapkan.

“Untuk penurunan kasus akan terlihat satu hingga dua tahun ke depan, jadi apakah berdampak terhadap penurunan kasus atau tidak, kami bisa berani menjawab paling cepat tahun depan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian di Bandung, Senin (27/11/2023).

Telur nyamuk ber-Wolbachia pertama kali disebar pada tanggal 31 Oktober. Evaluasi kemudian dilakukan setelah dua pekan.

"Lalu diisi lagi dengan telur yang baru dan proses itu terus berlangsung kurang lebih enam bulan,” kata Anhar.

Menurut Anhar, penyebaran telur nyamuk ber-Wolbachia saat ini baru diimplementasikan di satu kelurahan di Kecamatan Ujungberung sebagai proyek percontohan yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pihaknya juga akan menerapkan metode tersebut di empat kelurahan lain di Kecamatan Ujungberung.

“Untuk tahapan, sudah dilakukan hampir satu tahun lalu mulai dari sosialisasi, koordinasi kemudian dilakukan berbagai kegiatan terkait persiapan penyebaran telur nyamuk wolbachia itu sendiri,” katanya.

Baca Juga


Selain itu, Anhar memastikan metode tersebut telah diuji oleh Kemenkes dengan membentuk tim analisis risiko dan hasilnya dinyatakan aman dan berhasil. Masyarakat pun diserukan untuk  perlu khawatir karena program nyamuk ber-Wolbachia ini telah teruji. Dari hasil analisis risiko yang dilakukan, program ini terbukti aman sampai 30 tahun mendatang.

"Kemenkes juga membentuk tim analisis risiko yang digawangi 24 profesor dari berbagai universitas dan berbagai keilmuan, hasilnya program nyamuk Wolbachia dinyatakan aman dan telah diterapkan di 14 negara," kata Anhar.

Tiga fase demam pasien DBD. - (Republika)


Program nyamuk ber-Wolbachia ini, lanjut Anhar, telah terbukti efektif untuk menurunkan kasus DBD di Yogyakarta yang menjadi kota pertama mengimplementasikan inovasi tersebut. Dari penelitian dan implementasi Wolbachia di sana, kasus DBD bisa turun sampai 70 persen.

"Kalau memang ini bisa diterapkan secara merata, harapannya angka kasus bisa turun karena virus dengue sudah tidak ada. Lalu, fogging juga bisa berkurang, sehingga dananya bisa dialihkan ke hal lain yang lebih penting," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler