Siswi SMAN 3 Bandung yang Loncat dari Lantai 3 Mahir Bahasa Inggris dan Pernah di Amerika
Korban diketahui merupakan ketua ekstrakurikuler Bahasa Inggris.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- SMAN 3 Bandung mengungkapkan, siswi berinisial A yang loncat dari selasar lantai 3 bangunan sekolah, Selasa (28/11/2023) kemarin, dikenal mahir berbahasa Inggris dan sempat tinggal di Amerika Serikat. Sosoknya bahkan merupakan ketua ekstrakurikuler Bahasa Inggris.
"Selama dua tahun di SMA 3 inisial A memang menjadi ketua bahasa Inggris, bahasa Inggrisnya jago bahkan diandalkan oleh temannya. Berarti kesimpulannya di SMA 3 berjalan dengan baik-baik saja," ujar Wakasek Humas SMAN 3 Bandung Ida Rohayani, Rabu (29/11/2023).
Ia menuturkan, A pun sempat tinggal di Amerika Serikat hingga kelas dua sekolah dasar. Selain itu, hubungan sosial yang bersangkutan dengan temannya relatif baik. Terbukti A menjadi ketua ekstrakurikuler bahasa Inggris yang menegaskan kondisinya baik-baik saja, sedangkan terkait keunikannya dilakukan bimbingan konseling.
"Kalau pelajaran lain biasa, kalau bahasa Inggris luar biasa. Makanya menjadi ketua ekskul bahasa Inggris," kata dia.
Ida berharap agar A segera sembuh dan dapat beraktivitas kembali. Sebab tidak ditemukan interaksi yang aneh dengan teman-temannya sebelum kejadian meloncat dari lantai 3.
Ia menambahkan, yang bersangkutan mendapatkan pendampingan psikolog dan psikiater sejak 2 tahun terakhir. Sosoknya disebut memiliki keunikan sehingga harus didampingi.
Hal itu diperoleh karena sekolah melakukan assesment terlebih dahulu kepada para siswa yang hendak masuk ke SMAN 3 Bandung. Asesmen dilakukan mulai dari tes kognitif dan psikotes hingga tes mapping.
Ia mengatakan, siswi berinisial A yang loncat dari selasar lantai 3 baru mengikuti satu tes. Dari hasil tes tersebut, anak tersebut memiliki keunikan sehingga didampingi oleh guru bimbingan konseling. "Anak ini memiliki keunikan dengan keunikannya oleh BK untuk dibimbing," ujar dia.
Ia melanjutkan, hasil tersebut diberitahukan kepada orang tua yang bersangkutan. Orang tuanya pun melakukan pendampingan.
Terkait kondisi yang bersangkutan, Ida menyarankan agar media massa menanyakan hal tersebut ke para ahli. Sebab sekolah tidak memiliki kapasitas dan kewenangan untuk menjelaskan yang bersangkutan.