Elon Musk Tolak Undangan Hamas

Elon Musk baru-baru ini mengunjungi Israel.

AP Photo/Michel Euler
Miliarder Amerika Serikat (AS) Elon Musk menolak undangan Hamas untuk mengunjungi Jalur Gaza.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Miliarder Elon Musk menolak undangan Hamas untuk mengunjungi Jalur Gaza. Penolakan ini muncul dengan alasan bahwa terdapat tantangan keamanan saat ini di wilayah kantung Palestina itu.

Menanggapi postingan pengusaha Walter Bloomberg di media sosial X, Musk mengakui situasi yang parah di Gaza. Namun  dia menyatakan keyakinannya, bahwa kemakmuran jangka panjang akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.

“Tampaknya agak berbahaya di sana saat ini, tapi saya yakin bahwa Gaza yang makmur dan sejahtera dalam jangka panjang akan baik bagi semua pihak,” ujar Musk.

Musk baru-baru ini mengunjungi Israel bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog. Selama kunjungan tersebut, Musk mendukung pendirian Netanyahu mengenai perlunya melenyapkan Hamas dan menyatakan kesediaannya untuk membantu Israel dalam melucuti senjata dan memerangi ekstremisme di Gaza.

Setelah pertemuan itu,  pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengundang pemilik SpaceX itu untuk mengunjungi Jalur Gaza. Permintaan itu agar dia dapat melihat tingkat kehancuran yang disebabkan oleh pemboman Israel.

“Kami mengundangnya mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” kata pejabat senior Hamas Osama Hamdan dalam konferensi pers di Beirut pada Selasa (28/11/2023), dikutip dari Alarabiyah.

Bulan lalu, ketika perang berkecamuk, Musk mengusulkan penggunaan Starlink untuk mendukung hubungan komunikasi di wilayah Gaza yang terkena pemadaman listrik. Upaya ini dapat dilakukan dengan dilakukan untuk membantu organisasi bantuan yang diakui secara internasional.

Namun Menteri Komunikasi Israel Slomo Karhi mengatakan, Israel dan Musk telah mencapai kesepakatan prinsip dalam pengguna satelit tersebut pada Senin (27/11/2023). Dia menyatakan, bahwa unit satelit Starlink hanya dapat dioperasikan di Israel dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel, termasuk Jalur Gaza.

Baca Juga


Karhi berharap kunjungan Musk ke Israel akan menjadi batu loncatan untuk upaya masa depan, serta meningkatkan hubungan dengan orang-orang Yahudi dan nilai-nilai yang dibagikan dengan seluruh dunia. Dwina Agustin

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler