Duta Persahabatan UNAIDS: Anak yang Hidup dengan HIV Perlu Dukungan Komprehensif
Di Indonesia, 39 persen dari total estimasi orang dengan HIV ialah perempuan & anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Persahabatan United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) Atiqah Hasiholan mengatakan anak-anak yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV) membutuhkan dukungan yang komprehensif. Aspek gizi, informasi edukatif yang memadai, hingga dukungan psikososial bagi mereka amat diperlukan.
Menurut Atiqah, dukungan psikososial juga menjadi krusial. Itu karena banyak anak dengan HIV berasal dari latar belakang yang rentan, seperti keluarga kurang mampu atau korban kekerasan.
Berdasarkan data yang diberikan UNAIDS, angka transmisi vertikal HIV masih tinggi di Indonesia. Atiqah pun mengingatkan perlunya mendeteksi lebih dini ibu hamil dengan HIV serta memastikan mereka mendapatkan pengobatan ARV (antiretroviral).
"Ini penting untuk mencegah transmisi HIV kepada bayi," kata Atiqah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Atiqah mendorong semua pihak, termasuk komunitas, sektor swasta, akademisi, media, dan pemerintah untuk bersatu dalam mendukung isu perempuan dan anak dengan HIV. Melalui Aliansi Nasional untuk Anak dengan HIV, artis peran itu mengajak semua pihak untuk berkolaborasi demi melindungi dan mendukung kelompok perempuan dan anak.
Di Indonesia, sebanyak 39 persen dari total estimasi orang yang hidup dengan HIV adalah kelompok perempuan dan anak. Sementara hanya 18 persen ibu hamil dengan HIV positif yang menjalani pengobatan ARV.
Dengan angka tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan cakupan ARV terendah untuk ibu hamil di Asia-Pasifik. Oleh karena itu, UNAIDS bekerja sama organisasi komunitas seperti Lentera Anak Pelangi, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Jaringan Indonesia Positif dan Yayasan Pelita Ilmu meninisiasi pembentukan Aliansi Nasional untuk Anak dengan HIV.