Tiga Desa Dilanda Hujan Air Bercampur Abu Vulkanik Letusan Gunung Merapi
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Keadaan ini berpotensi menghasilkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya serta sektor tenggara.
Gunung Merapi sempat mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) pada Jumat (8/12/2023) sekitar pukul 14.46 WIB. Kejadian itu bersamaan dengan turunnya hujan, sehingga mengakibatkan hujan air berwarna kecoklatan di wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
"Hujan air bercampur dengan abu vulkanik ini juga melanda Desa Stabelan, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D. dalam siaran persnya yang diterima Republika, Ahad (10/12/2023).
Hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi pada periode 1-7 Desember 2023, terpantau enam kali terjadi APG, yang terdiri dari dua kali ke arah selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur sejauh maksimal 1.300m dan empat kali ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Bebeng), dengan jarak luncur sejauh maksimal 3.000m.
Sementara itu, guguran lava teramati sebanyak 192 kali ke arah selatan dan barat daya. Suara guguran terdengar empat kali dari Pos Kaliurang dan Babadan.
BPPTKG juga mencatat adanya kenaikan aktivitas magmatik yang ditunjukkan dengan tingginya intensitas kegempaan pada pekan pertama bulan Desember 2023 ini. "Gunung Merapi tercatat mengalami enam kali gempa APG, satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.045 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT)," kata dia.