Setelah Sang Anak, Kini Keponakan Mantan Panglima IDF Tewas dalam Pertempuran di Gaza
Saat ini Israel tengah mengintensifkan serangannya ke wilayah selatan Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Keponakan mantan panglima Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Gadi Eisenkot, Sersan Maor Cohen Eisenkot (19 tahun), tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza. Sebelumnya putra Gadi Eisenkot telah terlebih dulu tewas ketika dikerahkan di Gaza.
Dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2023), IDF mengungkapkan, Maor Cohen terbunuh akibat ledakan saat melakukan penggerebekan di sebuah masjid di Khan Younis pada Jumat (8/12/2023). Ledakan itu turut menewaskan rekan Maor Cohen, yakni Sersan Staf. Jonathan Dean Jr Haim. Keduanya berasal dari Batalyon 12 Brigade Golani.
IDF mengatakan, alat peledak di masjid Khan Younis diledakkan di dekat pasukan mereka. Menurut IDF, terdapat sejumlah anggota Hamas di atap masjid yang melakukan penyerangan.
Sebagai respons, IDF mengerahkan sebuah jet tempur, kemudian mengebom masjid tersebut. IDF mengklaim, jaringan terowongan Hamas yang berada di bawah bangunan masjid juga turut dihancurkan.
Maor Cohen Eisenkot adalah putra Sharon Eisenkot, saudara tiri dari Gadi Eisenkot dari pernikahan kedua ayah mereka. Putra Gadi Eisenkot, Sersan Master Gal Meir Eisenkot (25 tahun) juga tewas dalam pertempuran di Gaza pada Kamis (7/12/2023). Saat ini Gadi Eisenkot menjabat sebagai menteri pengamat kabinet perang di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Awal pekan ini, keponakan Gadi Eisenkot lainnya juga terluka akibat mortir selama bertempur di Gaza. Beberapa media Israel melaporkan bahwa dia tak mengalami luka parah dan serius. Menurut Times of Israel, sebanyak 97 tentara IDF telah tewas terbunuh sejak dimulainya pertempuran di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Saat ini Israel tengah mengintensifkan serangannya ke wilayah selatan Gaza. Sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel telah melampaui 17.500 jiwa. Lebih dari 10 ribu di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka menembus 48 ribu orang. Angka tersebut dihitung sejak Gaza mulai dibombardir pada 7 Oktober 2023.