Zara Dikecam, Pesan Lama Kepala Desainer ke Model Palestina Terkuak Kembali

Kepala desainer wanita Zara pernah mengirim pesan negatif kepada model Palestina.

Dok Intstagram/Zara
Kampanye iklan terbaru Zara yang dikecam publik. Kepala desainer Zara disebut pernah mengirim pesan negatif kepada model Palestina.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO,ID, JAKARTA -- Zara telah dihujat dan dikecam publik sebagai buntut dari kontroversi produk barunya yang diduga menyinggung genosida di Palestina. Suara-suara bermunculan yang menyerukan untuk memboikot jenama mode tersebut.

Baca Juga


Kini, permasalahan lain muncul, yang melibatkan salah satu pimpinan Zara. Dikutip dari laman Sportskeeda, Senin (11/12/2023), kepala desainer wanita Zara, Vanessa Perilman, mendapat kecaman dari khalayak karena pesan lama yang kembali disorot publik. Pesan tersebut dikirimkan Perilman kepada model pria asal Palestina bernama Qaher Harhash pada tahun 2021.  

Harhash diketahui aktif menyampaikan dukungan untuk tanah airnya melalui postingan dan Instagram Story. Pada 9 Juni 2021, Perilman menanggapi salah satu unggahan Harhash dengan sentimen yang sangat menghasut. "Mungkin jika masyarakat Anda berpendidikan, maka mereka tidak akan meledakkan rumah sakit dan sekolah yang didanai Israel di Gaza," tulis Perilman. 

Tidak sampai di situ saja, Perilman juga mengatakan anggapan salah soal profesi Harhash. "Saya pikir lucu bahwa Anda memilih menjadi model karena pada kenyataannya hal itu bertentangan dengan apa yang diyakini agama Islam dan jika Anda ada di negara Muslim mana pun, Anda akan dilempari batu sampai mati," ujar Perilman.

Semula, Harhash mengaku terkejut melihat tanggapan seperti itu datang dari seseorang yang memegang posisi tinggi di Zara. Dia pun mengambil tangkapan layar teks tersebut dan mempostingnya. Warganet yang "menemukan" ucapan Perilman segera saja menjadi berang.

Mereka menuntut pemecatan desainer tersebut dan ramai-ramai menyerukan memboikot merek Zara. Sebagai tanggapan, perusahaan induk Zara, Inditex, mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa mereka tidak menerima segala bentuk “kurangnya rasa hormat” terhadap keyakinan, budaya, agama, ras, atau negara apa pun.  

"Zara adalah perusahaan yang beragam dan kami tidak akan pernah menoleransi diskriminasi dalam bentuk apa pun. Kami mengutuk komentar-komentar ini yang tidak mencerminkan nilai-nilai inti kami yaitu saling menghormati satu sama lain, dan kami menyesali pelanggaran yang mereka timbulkan," demikian pernyataan resmi Inditex.

Setelah berbagai hujatan bergulir, Perilman kemudian mengungkap bahwa dia memposting teks tersebut karena banyak orang kejam yang mengatakan hal-hal buruk tentang kaum Yahudi. Perilman juga merasa "tidak enak" karena sudah mengirimkan pesan itu.

Dia pun mengaku waswas sebab mendapat ancaman pembunuhan, bahkan menyasar anak-anaknya. Sebelum menghapus semua unggahan media sosialnya, dia mengatakan semua orang berhak menyimpan postingan lamanya, tapi dia benar-benar mencemaskan ancaman pembunuhan terhadap anak-anaknya.

Harhash mengungkapkan bahwa Zara telah memintanya untuk menyampaikan permintaan maaf Perilman secara terbuka, tetapi dia menolak melakukannya. Dia menuntut agar Zara mengatasi Islamofobia dan bertindak tegas kepada desainer tanpa pilih kasih.

"Bagi saya, permintaan maaf berarti mengakui sepenuhnya rasa sakit atau penderitaan yang Anda sebabkan pada seseorang. Dia datang ke DM saya dan menulis komentar kebencian, mengapa saya harus menerima permintaan maaf setengah-setengah?," kata Harhash.

Hingga saat ini, Perilman diketahui masih bekerja di Zara sebagai kepala desainer merek untuk koleksi busana perempuan. Posisi yang berbasis di Spanyol itu telah dia pegang selama delapan tahun. Menurut profil LinkedIn resminya, Perilman pernah bekerja di jenama Forever 21 dan Calvin Klein.  

Di Zara, selain bekerja bersama penata gaya dan fotografer untuk koleksi studio kampanye merek tersebut, ia juga memimpin tim pengarah desain pakaian perusahaan dan mengelola  tim yang terdiri dari enam desainer. Belakangan, Zara dikecam karena pemotretan koleksi terbaru "The Jacket".

Menurut warganet, latar pemotretan itu amat meresahkan sebab tampak sengaja mengusung konflik Israel-Palestina dengan cara yang amat salah. Beberapa gambar dari pemotretan tersebut menampilkan boneka-boneka yang tampak seperti jenazah yang dibungkus dalam kain kafan dengan cara Islam. 

Dalam salah satu foto, model Amerika bernama Kristen McMenamy yang mengenakan koleksi "The Jacket" menggotong properti serupa jenazah tersebut. Menurut warganet, potongan karton di latar belakang yang diatur serupa dengan reruntuhan juga memiliki kemiripan dengan peta Palestina.  

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler