Proyeksi Wisata 2024, Begini Strategi Kemenparekraf Kembangkan Lima Destinasi Prioritas
Di setiap destinasi akan ada optimalisasi kondisi bandara untuk tampung wisatawan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima destinasi super prioritas (DSP) masih akan menjadi fokus pengembangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) di tahun 2024. Selain itu, lokasi lain yang juga menjadi prioritas adalah Bali yang masih menjadi primadona pariwisata.
DSP dengan masing-masing potensi, keunikan, dan daya tarik wisatanya diyakini mampu mendongkrak industri pariwisata Indonesia di masa yang akan datang. Kelima DSP yang telah ditetapkan pemerintah antara lain Danau Toba di Sumatra Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, serta Likupang di Sulawesi Utara.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan strategi pemerintah mengembangkan kelima DSP di tahun depan. Sandiaga menginformasikan hal tersebut pada konferensi pers "The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU)" di Sapta Pesona Building, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2023).
"Ada tiga hal besar yang akan kami lakukan terkait DSP, yakni melanjutkan pembangunan sarana-prasarana, infrastruktur, dan sumber daya manusia di sana," ungkap Sandiaga.
Untuk merampungkan sarana dan prasarana di lima DSP, dibutuhkan anggaran tambahan sebesar Rp 1,2 triliun. Di setiap DSP, juga akan ada optimalisasi kondisi bandara, di mana bandara di kelima DSP masing-masing akan menjadi bandara internasional.
Sandiaga menyampaikan pula proyeksi pariwisata 2024, yakni target pergerakan wisatawan Nusantara sebanyak 1,2-1,5 miliar. Devisa dari pergerakan wisatawan Nusantara pun diharapkan kembali membaik, dengan target Rp 220 triliun.
Pria 54 tahun kelahiran Pekanbaru itu menjelaskan, di tahun 2024 Kemenparekraf akan lebih mengupayakan pariwisata kualitas dan berkelanjutan. Berbagai promosi akan digencarkan, begitu pula penambahan jumlah penerbangan dan mempermudah kedatangan turis asing ke Indonesia seperti kebijakan bebas visa kunjungan.
"Tahun 2024 penuh tantangan, karena adanya perlambatan ekonomi dunia. Namun, kami meyakini target itu akan terpenuhi dengan kolaborasi dan adaptasi lintas sektor," ucap Sandiaga.