Kasus DBD Capai Rekor Tertinggi, Nyamuk Ber-Wolbachia Segera Disebar di Karibia

Nyamuk ber-Wolbachia dilepaskan untuk tekan kasus demam berdarah dengue.

Republika/Wihdan Hidayat
Nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia dewasa terlihat dari mikroskop. Nyamuk terinfeksi Wolbachia dikembangkan di laboratorium, kemudian dilepaskan ke alam liar.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua perusahaan swasta telah mengumumkan kemitraan pada Jumat (15/12/2023) untuk melepaskan nyamuk pembasmi demam berdarah di seluruh Karibia. Keputusan itu diambil untuk menekan jumlah kasus demam berdarah yang mencapai rekor.

Dikutip dari laman Associated Press, Ahad (17/12/2023), kemitraan melibatkan Orbit Services Partners Inc sebuah perusahaan yang terdaftar di Barbados. Perusahaan itu bermitra dengan Verily, perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat.

Kedua perusahaan tersebut telah bertemu dengan pejabat pemerintah di wilayah Karibia dan menargetkan peluncuran proyek awal tahun depan. Sejumlah negara sasaran termasuk Barbados, Guyana, Jamaika, St Kitts & Nevis, St Maarten, St Martin, Suriname, Republik Dominika, dan Haiti.

Pimpinan Orbit Services Partners Inc, Anthony Da Silva, menjelaskan bahwa nyamuk yang akan dilepaskan adalah nyamuk dengan bakteri Wolbachia. Keberadaan bakteri tersebut di tubuh nyamuk menghambat perkembangan virus demam berdarah sehingga nyamuk tak akan menularkannya.

Nyamuk terinfeksi Wolbachia dikembangkan di laboratorium, kemudian dilepaskan ke alam liar dan akan bereproduksi, lantas menularkan bakteri kepada keturunannya. Bakteri ini mencegah virus demam berdarah berkembang biak di dalam usus nyamuk.

Baca Juga


Da Silva mengatakan kemitraan telah terjalin selama tiga tahun dan tertunda karena pandemi Covid-19. Proposal tersebut masih menunggu persetujuan di masing-masing negara Karibia.

Karibia, bersama dengan Amerika, telah melaporkan lebih dari empat juta kasus demam berdarah sepanjang tahun 2023. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1980.

Proyek serupa yang menggunakan nyamuk Wolbachia telah dilaksanakan di berbagai negara di dunia. Namun, ada beberapa perbedaan teknis di berbagai wilayah.

Di Singapura, misalnya, pemerintah melepaskan nyamuk jantan yang di tubuhnya ada bakteri Wolbachia. Tujuannya, untuk menurunkan populasi nyamuk.

Sementara itu, di Indonesia serta negara-negara yang tercakup dalam program World Mosquito Program (WMP), menerapkan metode pelepasan telur nyamuk Wolbachia. Hal yang dituju bukan menurunkan populasi nyamuk, tapi menggantikan nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk yang sudah memiliki Wolbachia, sehingga tingkat virusnya sudah sangat rendah.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler