Vaksin Dengue Sudah Tersedia, Antibodinya Bertahan Hingga Empat Tahun
Vaksin dengue kini telah dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi dewasa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), dr Samsuridjal Djauzi, mengatakan kasus demam berdarah telah mengusik 121 ribu penderita per tahun. Fakta itu meningkatkan kekhawatiran di kalangan orang tua terhadap risiko yang dihadapi anak-anak mereka.
Meskipun pemerintah telah melakukan upaya pengendalian jentik nyamuk dengan program 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), statistik menunjukkan bahwa kasus demam berdarah semakin tinggi di usia 15 tahun ke atas. Dari 2018 hingga 2022, angka kesakitan demam berdarah pada usia 15 tahun ke atas mencapai 48 persen.
Angkanya mendekati jumlah kasus pada kelompok usia 14 tahun ke bawah. Lebih lanjut, angka kematian demam berdarah pada usia di bawah 15 tahun mencapai 60 persen, sedangkan pada usia di atas 15 tahun mencapai 30 persen.
Dokter Samsuridjal menjelaskan bahwa vaksin dengue kini telah dimasukkan ke dalam jadwal imunisasi dewasa. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu tiga bulan.
"Vaksin ini sudah dimasukkan dijadwal imunisasi dewasa dengue untuk usia enam tahun sampai 45 tahun dengan pemberiannya dua kali dengan jarak tiga bulan," kata dr Samsuridjal dalam jumpa pers Peluncuran Rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa Papdi 2023 di Jakarta Pusat, Senin (18/12/2023).
Vaksin dengue yang baru telah tersedia di Indonesia. Vaksin dapat digunakan tanpa perlu tes sebelumnya untuk menentukan riwayat infeksi dengue.
"Ini dari vaksin hidup. Tidak perlu tes apakah sudah pernah terinfesi dengue sebelumnya (IgD atau Dengue) untuk menerima vaksin dengue," ujar dr Samsuridjal.
Proses vaksinasi ulang tidak diperlukan dalam kurun waktu empat tahun. Itu karena tingkat antibodi yang dihasilkan termasuk tinggi.
Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, dr Sukamto Koesnoe, menekankan pentingnya vaksinasi sebagai upaya untuk mengurangi risiko terkena demam berdarah. Dengan adanya vaksinasi, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya perlindungan diri melalui imunisasi.
"Dengan adanya jadwal terbaru yang dirilis Papdi, kami berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya perlindungan diri dengan vaksinasi," ujar dr Sukamto.
Laporan Tahunan 2022 Demam Berdarah Dengue Kemenkes menunjukkan jumlah kasus demam berdarah mencapai 143 ribu pada 2022. Sebanyak 39 persen di antara penderitanya merupakan golongan produktif dan dewasa usia 15-44 tahun.
Karena itu, vaksin dengue menjadi langkah penting dalam mengatasi risiko penyakit ini. Studi jangka panjang menunjukkan bahwa vaksin dengue dapat mengurangi keparahan dan angka rawat inap hingga 84 persen serta memberikan perlindungan keseluruhan terhadap demam berdarah dengan gejala hingga 61 persen.
"Kami mengajak masyarakat untuk berkonsultasi dengan dokter masing-masing guna mendapatkan perlindungan optimal, terutama di tengah situasi musim hujan yang dapat meningkatkan kasus demam berdarah," ujar dr Sukamto.