Politikus Inggris: Aksi Militer Israel di Gaza Melampaui Pertahanan Diri Palestina
Menurutnya, Israel juga telah kehilangan otoritas moral dan kedudukan globalnya.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang politikus Partai Konservatif Inggris Alicia Kearns pada Senin (18/12/2023) menilai aksi militer Israel di Gaza telah melampaui pertahanan diri. Dengan jumlah korban meninggal mencapai 18 ribu jiwa, 7.000 di antaranya adalah balita dan anak-anak.
Dilansir dari Arab News, Selasa (19/12/2023), menurutnya, Israel juga telah kehilangan otoritas moral dan kedudukan globalnya dalam perangnya melawan Hamas, ia menambahkan tindakan Israel di Gaza telah melanggar hukum internasional.
"Bom tidak melenyapkan ideologi dan negara yang stabil juga tidak dapat dibangun dari terlupakan," katanya kepada acara 'World at One' Radio 4.
Kearns, yang merupakan ketua Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri pemerintah Inggris, mengatakan dia setuju dengan komentar yang dibuat oleh mantan menteri pertahanan Inggris Ben Wallace, yang menulis di The Daily Telegraph pada Senin bahwa legalitas operasi militer Israel di Gaza dirusak.
Dia mengatakan, gencatan senjata dapat menyebabkan gencatan senjata jangka panjang, yang seharusnya menjadi fokus pemerintah Israel, daripada pemberantasan Hamas melalui tindakan yang dia katakan berisiko meningkatkan dukungan untuk kelompok itu di Gaza.
"Hamas adalah ideologi yang merekrut ke dalam keanggotaannya," tambah Kearns
Lebih dari 1.200 warga Israel tewas dan ratusan lainnya menjadi sandera dalam serangan lintas batas yang diluncurkan dari Gaza pada 7 Oktober. Komentar Kearns muncul setelah 10 anggota Parlemen menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyerukannya mendorong gencatan senjata segera. Surat itu juga menuduh tanggapan militer Israel terhadap serangan Hamas sebagai tidak proporsional atau ditargetkan.
Tekanan internasional pada Israel telah tumbuh karena tingginya jumlah kematian warga sipil dalam serangan balasannya di Gaza, yang menurut pejabat kementerian kesehatan di kantong tersebut berjumlah lebih dari 18 ribu orang.
Cameron pada Ahad mendukung komentar yang dibuat minggu lalu oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak yang menyerukan gencatan senjata berkelanjutan. Tindakan itu dilihat banyak orang sebagai perubahan arah dari pemerintah Inggris yang secara konsisten mengulangi hak Israel untuk membela diri setelah serangan.
"Tujuan kami tidak bisa hanya menjadi akhir dari pertempuran hari ini. Perdamaian harus diwujudkan yang berlangsung selama berhari-hari, bertahun-tahun, beberapa generasi," tulis Cameron di The Sunday Times.