Korsel, AS, dan Jepang Operasikan Sistem untuk Awasi Rudal Korut

Sistem ini diharapkan memungkinkan ketiga negara mendeteksi dan melacak proyektil.

EPA-EFE/KCNA
Foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat Hwasong-18 baru di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, (13/7/2023).
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang mulai mengoperasikan sistem untuk berbagi informasi waktu nyata mengenai rudal balistik Korea Utara pada Selasa (19/12/2023), demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Korsel.

Baca Juga


Langkah tersebut diambil sebagai penguatan kerja sama trilateral antara ketiga negara di tengah uji coba rudal yang berulang kali dilakukan Pyongyang. Sistem ini diharapkan memungkinkan ketiga negara mendeteksi dan melacak proyektil yang ditembakkan Korea Utara dengan lebih cepat dan akurat.

"Ketiga negara membangun sistem tersebut untuk mendeteksi dan mengevaluasi rudal yang ditembakkan Korut pada waktu nyata untuk meningkatkan kemampuan agar dapat menjamin keselamatan masyarakat,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. Kementerian menambahkan bahwa kemampuan sistem tersebut telah berhasil diverifikasi melalui pra-tes yang baru-baru ini diadakan dan sistem tersebut beroperasi secara normal.

Pengoperasian sistem tersebut, dilakukan hanya sehari setelah Korut meluncurkan apa yang disebut rudal balistik antar benua Hwasong-18. Terakhir kali Korut menembakkan ICBM pada 12 Juli 2023.

Kementerian juga mengatakan, ketiga negara itu menetapkan rencana multi-tahun untuk latihan militer trilateral. Kebijakan ini akan diterapkan mulai tahun depan untuk memberikan respons yang lebih baik terhadap meningkatnya ancaman rudal dan nuklir dari Korea Utara.

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler