Pemerkosaan Bocah SD Indramayu, Polisi Duga Berkali-kali dan Pelaku Lebih Banyak

Polisi sudah menetapkan sejumlah tersangka dan mengejar orang yang diduga terlibat.

Dok Humas Polres Indramayu
Kepala Polres (Kapolres) Indramayu AKBP M Fahri Siregar.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Polisi masih mendalami kasus dugaan pemerkosaan terhadap seorang bocah kelas enam sekolah dasar (SD), yang dilaporkan terjadi di Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penyelidikan sejauh ini, diduga kejadiannya lebih dari sekali dan melibatkan lebih banyak orang.

Baca Juga


Awalnya, kasus tersebut diduga terjadi pada Sabtu (2/12/2023) malam. Korban, yang masih berusia 13 tahun, diduga terlebih dahulu dicekoki minuman keras. “Setelah kita lakukan pemeriksaan, ternyata kejadiannya bukan hanya sekali, tetapi berulang kali, yaitu sekitar empat kali,” ujar Kepala Polres (Kapolres) Indramayu AKBP M Fahri Siregar di Markas Polres Indramayu, Kamis (21/12/2023).

Selain itu, Kapolres mengatakan, diduga orang yang terlibat tindak kekerasan seksual itu lebih banyak. Jajaran Polres Indramayu awalnya menangkap empat orang dan menetapkan mereka sebagai tersangka.

Menurut Kapolres, penetapan empat tersangka, yang merupakan anak berhadapan dengan hukum itu, dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan gelar perkara. Dari hasil pendalaman, kata dia, para tersangka menyampaikan ada sejumlah orang lain yang diduga terlibat. “Kurang lebih jumlah totalnya ada sebelas orang,” kata dia.

Kapolres mengatakan, pihaknya kemudian menangkap satu orang yang sudah dewasa dan menetapkannya juga sebagai tersangka. “Ada satu lagi, masih kita lakukan pemeriksaan,” katanya.

Menurut Kapolres, jajarannya sudah mengantongi sejumlah nama yang diduga terlibat kasus pemerkosaan anak itu. Ia menyebut polisi sudah mendatangi orang tua terduga pelaku dan meminta menyerahkan anaknya untuk dimintai keterangan. 

Paman korban, T, berharap jajaran Polres Indramayu dapat menangkap semua pelaku yang terlibat melakukan pemerkosaan terhadap keponakannya. “Kemungkinan ada sembilan orang (pelaku), katanya (kata korban),” ujar dia, Rabu (13/12/2023).

Menurut T, sejak kejadian itu, keponakannya mengalami perubahan sikap. Saat ini korban disebut lebih pendiam dan tidak bersemangat beraktivitas. Ihwal ibu korban, yang dikabarkan syok, sakit, dan kemudian meninggal dunia setelah mendengar kejadian yang dialami anaknya, T membenarkan. “Iya, betul begitu. Memang sudah sakit dulu,” kata T.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler