Indikator: Gibran the Beauty of Being Underdog, Anies Unggul Debat Capres

Debat capres tidak terlalu memberikan efek elektoral terhadap ketiga kandidat.

Antara/Hafidz Mubarak A
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merekam pendapat publik terkait debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 12 Desember dan 22 Desember 2023. Dari hasil survei terkait debat cawapres, Gibran Rakabuming Raka dianggap masyarakat tampil baik dan dominan dengan angka 56,2 persen.

Di bawahnya ada, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD meraih 24,2 persen dan pasangan dari Anies Rasyid Baswedan, Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di angka 12,3 persen. Sedangkan, yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab sebesar 7,3 persen.

"Kalau kita tanya, siapa yang dianggap seusai menonton debat cawapres ini yang unggul, yang tampil baik dalam debat tersebut? Mayoritas menganggap Gibran sebagai pemenangnya," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi lewat rilis daringnya di Jakarta, Selasa (26/12/2023).

Pasangan dari Prabowo Subianto tersebut juga dianggap publik sebagai cawapres yang paling bagus menyampaikan program kerjanya di angka 42,9 persen. Mahfud di peringkat kedua dengan 25,3 persen, dan Muhaimin dengan 19,7 persen.

Gibran juga dinilai mayoritas responden sebagai cawapres yang paling bagus menyampaikan pendapat, dengan angka 45,8 persen. Sedangkan Mahfud 30,2 persen dan Muhaimin 13,9 persen.

Tingginya sentimen positif terhadap Gibran, menurut Burhanuddin, terjadi karena cawapres nomor urut 2 itu adalah sosok yang tidak diunggulkan atau underdog dibandingkan dua lawannya. Apalagi Mahfud dan Muhaimin dipandang sebagai sosok yang lebih berpengalaman.

"Mungkin karena ekspektasi terhadap Gibran sebelum debat itu terlalu rendah. Jadi ini the beauty of being underdog, itu adalah kalau orang diposisikan sebagai underdog itu enak," ujar Burhanuddin.

"Karena kalau jelek, orang akan bilang 'Wah wajar, jelek, underdog, anak ingusan', tapi kalau bagus dikit wah langsung dianggap bagus. Apalagi kemaren menurut responden kami, bukan hanya dianggap bagus dikit, dianggap dominan," kata Burhanuddin menambahkan.

Kendati demikian, ia menjelaskan, debat cawapres tidak terlalu memberikan efek elektoral terhadap ketiga pasangan calon. Sebab dari 35,9 persen publik yang menonton cawapres, mereka pada dasarnya sudah memiliki pilihan politiknya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Orang nonton debat itu sudah punya iman elektoral, dia udah punya preferensi. Tidak kemudian orang nonton debat, kaya tabula rasa, kosong melompong, lalu terpengaruh, secara umum nggak seperti itu," ujar Burhanuddin.

Anies pemenang debat capres...

Baca Juga


Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa 42,3 persen publik menonton debat calon presiden (capres) pada 12 Desember 2023. Dari angka tersebut, 35,5 persen menyatakan bahwa Anies Rasyid Baswedan merupakan penampil terbaik dalam forum tersebut.

Di bawahnya adalah capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dengan angka sebesar 28,9 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo sebesar 26,9 persen. Adapun yang menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 8,7 persen.

"Meskipun secara absolut Prabowo dianggap sedikit lebih baik penampilannya dibanding Ganjar, tapi Anies overall dianggap sebagai pemenang debat capres," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Selasa.

Anies juga dianggap publik sebagai capres yang paling bagus menyampaikan pendapat di angka 38,3 persen. Sedangkan, Prabowo mendapatkan 27,8 persen dan Ganjar hanya 26,3 persen.

Kendati Anies dianggap sebagai penampil terbaik, kata Burhanudin, Prabowo tetap dinilai publik sebagai capres dengan program kerja yang bagus, yakni sebesar 32,6 persen. Ganjar di posisi kedua dengan angka 26,8 persen. Terakhir adalah Anies 26,1 persen.

"Dari sisi program kerja, Pak Prabowo sedikit lebih bagus di mata responden dibanding dua program capres rivalnya," ujar Burhanuddin.

Dia menjelaskan, debat menjadi salah satu ajang dalam kontestasi nasional yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat. Lewat forum tersebut, pemilih dapat mengetahui program yang diusung oleh para pasangan calon.

Selain itu, debat juga dapat menunjukkan performa kontestan yang spontan dan sulit untuk dibuat-buat. Sehingga debat juga menjadi tempat untuk memberi informasi terkait kepribadian, reaksi ketika berada dalam tekanan, dan cara mereka menyampaikan gagasan. "Debat merupakan elemen penting dalam pilpres," ujar Burhanuddin.

Namun, debat capres tidak terlalu memberikan efek elektoral terhadap ketiga pasangan calon. Sebab dari 42,3 persen publik yang menonton capres, mereka pada dasarnya sudah memiliki pilihan politiknya pada Pilprs 2024.

"Orang nonton debat itu sudah punya iman elektoral, dia udah punya preferensi. Tidak kemudian orang nonton debat, kaya tabula rasa, kosong melompong, lalu terpengaruh, secara umum nggak seperti itu," ujar Burhanuddin.

Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 23 hingga 24 Desember 2023 dengan jumlah responden sebanyak 1.217 orang. Responden dipilih melalui kombinasi random digit dialing (265 orang) dan double sampling (952 orang).

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang terlatih dan profesional. Adapun margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Nawir Arsyad Akbar

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler