TPN Pernah Optimistis Ganjar-Mahfud Menang Pilpres 2024 Satu Putaran, Kini Realistis
TPN pernah optimistis pasangan Ganjar-Mahfud akan menang pilpres dalam satu putaran.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febryan A
Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengatakan, sebelumnya mereka optimistis dapat memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dalam satu putaran, dengan target suara sebesar 54 persen. Kendati demikian, ia tak menjelaskan gamblang terkait realistisnya TPN yang kini disebutnya tengah mempersiapkan strategi untuk putaran kedua kontestasi.
"Kalau pakai data objektif hari ini tampaknya kami harus mulai mempersiapkan strategi untuk putaran dua, yang tadinya kami optimistis bisa menang satu putaran," ujar Andi di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (27/12/2023).
TPN sendiri melihat data dari hasil survei, diskusi publik, dan analisis media. Dari metode tersebut, Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan sentimen positif usai debat calon wakil presiden (cawapres) pada 22 Desember 2023.
Data-data tersebut nantinya akan menjadi alat untuk menentukan arah kampanye dari Ganjar-Mahfud. Ia yakin, elektabilitas pasangan nomor urut 3 itu akan rebound dan mengungguli dua kompetitornya.
"Kami amati terus menerus hari per hari akan ada update dari analytics kami, sehingga kami kemudian bisa mengarahkan Mas Ganjar dengan Prof Mahfud memainkan isu apa, narasinya seperti apa, teknik komunikasinya apa pada saat ke wilayah," ujar Andi.
"Jika dilihat dengan perkembangan yang ada maka strategi kampanyenya, pemilunya tampaknya sudah bergerak di jalur yang tepat untuk 03," sambung mantan anggota Tim 11 Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 itu.
Lewat data survei, diskusi publik, dan analisis media tersebut juga, ia meyakini bahwa klaim untuk memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran merupakan hal yang sulit. Kecuali terjadi sesuatu yang diluar prediksi tim pemenangan ketiga pasangan calon.
Sesuatu yang di luar prediksi tersebut, contoh Andi, seperti blunder pada momentum debat hingga adanya skandal yang bersinggungan dengan hukum. Hal tersebut tentunya dapat mendegradasi dan menguntungkan satu pasangan calon tertentu.
"Kalau tidak terjadi sesuatu yang signifikan, maka peluang putaran dua tampaknya akan terjadi antara pasangan 02 dan 03," ujar Andi.
Andi mengungkapkan keyakinannya akan terjadinya rebound terhadap elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Keyakinannya itu mengacu pada debat pertama dan kedua yang menghasilkan sentimen positif ke pasangan nomor urut 3 itu.
TPN juga telah mengevaluasi hasil debat pertama dan kedua dari Ganjar-Mahfud. Meskipun tak mengungkapkan hasilnya, ia menjelaskan bahwa kelincahan keduanya akan sangat penting pada masa kampanye setelah debat ketiga dan keempat.
"Kalau terjadi perkembangan yang signifikan di debat tiga sampai debat empat, yang paling utama sudah terbuka kampanye zonasi di tanggal 21 Januari ke atas. Di situ mestinya kelincahan gerak dari Ganjar dan Mahfud akan cenderung bisa membawa suara kami minimal terjaga atau bahkan lebih signifikan naik," ujar Andi.
Ia mengatakan, salah satu andalan Ganjar-Mahfud adalah gerak mereka selama kampanye. Pasangan nomor urut 3 itu diketahui sudah berkampanye di pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa.
Salah satunya adalah Ganjar yang kerap bermalam di rumah-rumah warga saat berkunjung ke suatu daerah. Hal tersebut menjadi tempat bagi rakyat untuk saling berdiskusi terkait aspirasi dan keluhannya kepada calon pemimpinnya.
"Gerakan-gerakan yang ada di daerah itu akhirnya sebagian besar menjadi gerakan-gerakan yang organik, yang kami tidak rancang secara khusus, yang dilakukan oleh Mas Ganjar ketika bergerak di daerah-daerah," ujar Andi.
Survei terbaru yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menemukan, bahwa pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD elektabilitasnya paling rendah dibandingkan dua kompetitornya. Penyebabnya, pasangan Ganjar-Mahfud belum bisa mengoptimalkan raihan suara di basis pemilih PDIP.
Survei yang dilakukan persis sehari setelah gelaran debat capres perdana pada 12 Desember 2023 itu menemukan bahwa pasangan Prabowo-Gibran masih bertahan di posisi pertama dengan elektabilitas 43,7 persen. Lalu disusul oleh pasangan Anies-Imin dengan elektabilitas 26,1 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,4 persen.
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes menjelaskan, elektabilitas Ganjar-Mahfud yang beberapa bulan lalu sempat menjadi yang teratas kini anjlok karena pasangan tersebut belum bisa mendulang suara secara optimal di daerah-daerah basis pemilih PDIP. Padahal, PDIP adalah partai utama pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 itu.
"Kalau kita lihat di basis-basis utama PDIP yang harusnya angka keterpilihan pasangan nomor urut 3 itu besar atau optimal, itu tidak terjadi. Misalnya di Jawa Tengah yang jadi kandang banteng, itu Pak Ganjar belum bisa mengoptimalkan suaranya," kata Arya saat memaparkan hasil survei lembaganya di Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kata Arya, elektabilitas Ganjar-Mahfud hanya 43,5 persen. Sebagai catatan, Ganjar adalah mantan Gubernur Jawa Tengah. Provinsi tersebut juga dijuluki 'kandang banteng' karena PDIP hampir selalu memenangi pemilu di sana.
Selain itu, lanjut Arya, pasangan Ganjar-Mahfud juga belum berhasil mengoptimalkan raihan suara di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Di dua wilayah tersebut, elektabilitas Ganjar-Mahfud hanya 30 persen. Provinsi Bali diketahui juga merupakan basis pemilih PDIP.
Hal serupa, kata dia, terjadi di kawasan timur Indonesia, tepatnya di Maluku dan Papua. Dia dua wilayah itu, Ganjar-Mahfud hanya memperoleh elektabilitas 10 persen. "Ini menunjukkan bahwa di basis utama partai pengusung Pak Ganjar, itu dukungan pemilihnya tidak optimal," ucap Arya.
Seiring jebloknya angka elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud, belakangan beredar surat instruksi DPP PDIP dengan nomor 5775/IN/DPP/XII/2023. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Hasto pada 16 Desember 2023.
Namun, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto tak membenarkan atau membantah ihwal beredarnya surat instruksi partai untuk pemenangan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ia mengungkapkan bahwa viralnya surat tersebut karena ada pihak yang khawatir dengan kekuatan partainya.
"Ya viral karena ada yang khawatir, mengingat PDI Perjuangan ini partai yang bergerak dengan disiplin. Kami taat asas dan upaya-upaya untuk mengepung PDI Perjuangan memang dilakukan oleh banyak pihak, karena kami punya kekuatan struktur partai sampai ke akar rumput," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Jelasnya, PDIP memiliki kesatuan perjuangan dalam memenangkan pemilihan legislatif dan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024. Namun satunya perjuangan tersebut, membuat pihaknya menerima banyak intimidasi.
Bahkan, ia menuding pihak Prabowo Subianto yang menghalalkan segala cara karena kekhawatiran tersebut. Sebab intimidasi tak hanya kepada kader PDIP, hal serupa didapatkan juga oleh kepala daerah, mahasiswa, dan ibu-ibu.
"Itu menunjukkan bahwa pihak Prabowo sangat khawatir sehingga mereka terpaksa kemudian menggunakan berbagai cara. Kita sudah melihat bansos bertebaran sejak awal, kepala desa dikumpulkan yang dihadiri oleh Mas Gibran," ujar Hasto.
"Itu menunjukkan kekuatan rakyat dari Pak Ganjar Pranowo ini memang mengkhawatirkan pihak lain," sambungnya.
Dalam surat tersebut tertulis dua instruksi yang ditujukan kepada DPD, DPC, anggota dewan di seluruh tingkatan, dan calon anggota legislatif (caleg) PDIP. Dua instruksi tersebut dikeluarkan karena mencermati dinamika politik jelang Pemilu 2024.
Instruksi pertama tertulis, wajib memenangkan PDIP dan Ganjar-Mahfud di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Pemenangan tersebut harus berjenjang ke atas di setiap RT, RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi harus linear antara suara caleg, partai, dan Ganjar-Mahfud.
Poin kedua surat instruksi tersebut, perolehan suara di setiap daerah pemilihan harus linear dengan pasangan nomor urut 3 itu. Artinya, perolehan suara untuk Ganjar-Mahfud harus sama atau bahkan lebih dari suara caleg untuk mencapai target pemenangan Pilpres 2024.
"Atas dasar hal tersebut, bagi caleg yang perolehan suaranya tidak linear dengan perolehan suara capres dan cawapres nomor urut 03, maka DPP partai akan mempertimbangkan caleg tersebut tidak akan dilantik sebagai anggota dewan terpilih Pemilu 2024," bunyi bagian akhir surat instruksi tersebut.