A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: channel

Filename: models/News.php

Line Number: 78

Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Puji Perlawanan Hamas di Gaza | Republika Online Mobile

Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Puji Perlawanan Hamas di Gaza

Hamas telah memperlihatkan kemampuan militer dan politiknya untuk pertahankan Gaza.

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: amp/berita_amp.php

Line Number: 67

AP Photo/Ariel Schalit

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: part

Filename: amp/berita_amp.php

Line Number: 71

Tentara Israel keluar dari terowongan yang menurut militer digunakan militan Hamas untuk menyerang penyeberangan Erez di Jalur Gaza utara, Jumat, 15 Desember 2023.
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined variable: search

Filename: helpers/all_helper.php

Line Number: 2070

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Giora Eiland memuji perlawanan yang ditunjukkan Hamas dalam pertempuran di Jalur Gaza. Menurutnya, Hamas telah membuktikan kemampuan militernya, termasuk tekad politiknya untuk mempertahankan Gaza.

Baca Juga


“Dari sudut pandang profesional, saya harus menghargai ketahanan mereka. Saya tidak melihat tanda-tanda runtuhnya kemampuan militer Hamas maupun kekuatan politik mereka untuk terus memimpin Gaza,” kata Eiland dalam sebuah artikel yang diterbitkan New York Times, Rabu (27/12/2023), dikutip laman Middle East Monitor.

New York Times turut mengutip Michael Milshtein, mantan perwira senior intelijen Israel. Milshtein mengkritik pernyataan beberapa pemimpin Israel yang menggambarkan Hamas sudah berada di titik nadir. “Mereka sudah lama mengatakan bahwa Hamas sedang runtuh. Tapi itu tidak benar. Setiap hari, kita menghadapi pertempuran yang sulit,” ujarnya.

Dalam laporannya, New York Times juga mengutip penjelasan dari beberapa analis militer Amerika Serikat. Mereka menilai, hasil terbaik bagi Israel untuk pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza saat ini adalah melemahkan kemampuan militer Hamas agar kelompok tersebut tak bisa lagi melancarkan serangan dan operasi infiltrasi seperti 7 Oktober 2023.

Kendati demikian, para analis tersebut berpendapat, hanya untuk mencapai tujuan itu, Israel pun dipandang harus mengerahkan upaya luar biasa. “Hamas berakar pada ideologi bahwa kendali Israel atas wilayah yang mereka anggap sebagai tanah Palestina harus ditentang dengan kekerasan, sebuah prinsip yang mungkin akan bertahan lama” kata para analis.

Pekan lalu Mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, mengatakan, perang yang saat ini dilancarkan negaranya di Gaza dengan tujuan menghancurkan dan menumpas habis Hamas tidak akan berhasil. Dia menilai, janji yang diumbar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang penghancuran total Hamas sebagai sebuah kecongkakan.

“Gaza sedang terpuruk, ribuan warganya menderita dengan nyawa mereka, ribuan pejuang Hamas dengan senang hati terbunuh, namun kehancuran Hamas tidak akan tercapai,” kata Olmert dalam opininya yang dimuat di surat kabar Israel, Haaretz, 22 Desember 2023 lalu.

Walaupun Israel berhasil membunuh....

 

Dia berpendapat, walaupun pada akhirnya Israel berhasil menangkap atau membunuh para pemimpin Hamas, kelompok tersebut tidak akan pernah bisa lenyap. “Kelompok ini akan terus ada di pinggir Gaza,” ujarnya.

“Mengingat ini adalah penilaian situasi yang sebenarnya, kita harus bersiap untuk perubahan arah. Saya tahu ini mungkin tidak populer. Dalam suasana hasutan, keberanian dan arogansi yang menjadi ciri perilaku pemerintah dan pemimpinnya, kita tidak boleh segan-segan mengatakan hal-hal yang tidak jelas namun perlu, demi rasa tanggung jawab nasional,” tambah Olmert.

Menurut Olmert, saat ini Israel menghadapi dua pilihan, yakni gencatan senjata dengan kesepakatan yang dapat memulangkan para sandera atau gencatan senjata tanpa kesepakatan pemulangan para sandera. “Penghentian permusuhan ini akan dipaksakan kepada kita oleh sekutu terdekat kita, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Mereka tidak lagi mampu menanggung akibat yang harus mereka bayarkan dalam opini publik mengingat kesenjangan antara tidak adanya resolusi militer dan berlanjutnya pertempuran yang menimbulkan kerugian kemanusiaan, yang konsekuensinya tidak akan mereka tanggung,” ucapnya

 

Menurut Pasukan Pertahanan Israel, sebanyak 498 tentara mereka telah tewas dalam pertempuran di Gaza. Sementara itu lebih dari 21 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka sudah melampaui 52 ribu orang. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler