Netanyahu Klaim Bangun Kontak untuk Bebaskan Warga Israel yang Disandera Hamas
Israel mengatakan Hamas masih menahan 137 sandera di Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, saat ini pemerintahannya sedang menjalin kontak untuk membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas. Saat menyampaikan hal itu, Israel terus mengintensifkan serangan di Jalur Gaza.
“Kami masih dalam kontak sampai momen ini. Situasinya tidak dapat dijelaskan secara rinci, dan kami berupaya memulihkan semuanya,” kata Netanyahu dalam pertemuan dengan keluarga para sandera, Kamis (28/12/2023), dikutip laman Middle East Monitor.
Netanyahu tak menjelaskan lebih detail tentang sifat kontak tersebut. Namun negosiasi antara Israel dan Hamas biasanya dijembatani oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Pada Kamis kemarin, keluarga dari orang-orang yang masih disandera Hamas menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menyerukan dan mendesak pemerintahan Netanyahu untuk segera membebaskan mereka.
Menurut statistik Israel, Hamas menculik sekitar 239 orang ketika mereka melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Pada 24 November hingga 1 Desember 2023 lalu, Israel dan Hamas sempat memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan.
Selama periode tersebut, kedua belah pihak melakukan pertukaran pembebasan tahanan dan sandera. Hamas membebaskan 105 sandera. Mereka terdiri dari 80 warga Israel dan sisanya adalah warga asing. Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera, Israel membebaskan 210 tahanan Palestina.
Pada 9 Desember 2023 lalu, Israel mengatakan Hamas masih menahan 137 sandera di Gaza. Sementara itu Hamas menolak terlibat dalam negosiasi pembebasan sandera dengan Israel sebelum agresi di Jalur Gaza dihentikan total. Hamas pun menuntut Israel mengikuti persyaratan yang diajukannya.
Awal pekan ini, Benjamin Netanyahu mengatakan, pertempuran di Jalur Gaza masih jauh dari usai. Padahal sebelumnya Netanyahu sempat menyatakan bahwa perang di Gaza sudah memasuki fase akhir, mengisyaratkan kekalahan kelompok Hamas.
Saat berbicara di hadapan para anggota parlemen Israel dari partainya, yakni Partai Likud, pada Senin (25/12/2023), Netanyahu menyampaikan bahwa pasukan Israel akan terus berperang di Gaza. “Kami tidak akan berhenti. Kami terus berjuang, dan kami akan mengintensifkan pertempuran dalam beberapa hari mendatang, dan pertempuran akan memakan waktu lama dan belum akan selesai,” ujar Netanyahu.
Sehari sebelumnya, Netanyahu mengakui bahwa negaranya menanggung konsekuensi berat akibat pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. “Perang ini menimbulkan konsekuensi yang sangat berat bagi kita. Tapi kita tidak punya pilihan selain terus berjuang,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet membahas perang Gaza, Ahad (24/12/2023), dikutip laman Anadolu Agency.