Simulasi Pilpres 2024 di Solo, Hanya Ada Dua Kolom Paslon di Surat Suara
PDIP menilai simulasi pilpres yang digelar KPU Solo menyesatkan warga.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – PDIP Solo memproses surat suara simulasi yang digelar oleh KPU Solo lantaran hanya berisi contoh dari dua pasangan calon (paslon) Capres-Cawapres. Liasion Officer (LO) PDIP Solo, YF Sukasno mengaku mengetahui hal tersebut saat dirinya meminta contoh surat suara ke KPU.
“Jumat itu saya ke KPU dan minta contoh kartu suara karena memang parpol kan boleh. Sehingga saya minta contoh kartu suara, diberi lima, lengkap, kartu suara Pilpres, DPD, DPRD, DPR RI. Saat membuka kartu suara pada Senin yang pilpres ternyata kolomnya hanya dua, ini simulasi lho,” katanya kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).
Menurut Kasno simulasi pencoblosan tersebut adalah kondisi yang mendekati real. Sehingga, apabila hanya ada dua kolom capres di simulasi itu menyesatkan.
“(Simulasi) Kalau di KBBI kan latihan yang mendekati real. Sehingga, kok hanya dua kolom. Harusnya kalau latihan ya kolomnya tetap tiga, menurut saya ini menyesatkan,” ujarnya.
Pihaknya mengaku telah berkomunikasi dengan KPU Solo terkait alasan surat suara tersebut. Namun, ia mengatakan KPU Solo hanya menerima surat suara itu dari KPU Pusat. Ia juga menanyakan motivasi pembuatan surat suara tersebut.
“KPU Solo jawabnya terima dari KPU pusat itu, jadi yang dibuat sosialisasi ini. Komentar saya ini kartu suara untuk simulasi ini menyesatkan. Kedua, apa motivasi KPU membuat ini, kalau irit atau efisiensi kita udah nggak bicara itu lagi. Karena yang di simulasi lain dibuat semua, 18 parpol dibuat semua. Ini penting lho,” ungkapnya.
Soal tindakan lanjutan, ia mengaku baru melaporkan ke Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo. Nantinya laporan tersebut baru akan dikaji oleh DPC.
“Sudah laporan ke ketua DPC, terkait lain-lain dikaji DPC dan tim,” katanya.
Kasno juga mengaku sempat melakukan simulasi kepada pemilih muda dan tua dengan surat suara dua kolom. Hasilnya baik orang tua dan muda kebingungan dan mempertanyakan surat suara tersebut.
“Yang umur 68 tahun bertanya kok nggak ada foto rambut kecil. Saya sampaikan ini hanya contoh, dijawab lha ini yang nomor tiga mana. Saya coba tanya, mau coblos mana, dia menghitungnya kan 1-2-3. Nomor 3 ngga ada. Kalau ada nyoblosnya pinggir kanan,” katanya.
“Yang anak muda juga sama, kalau dia sampaikan langsung, lho kok kolomnya hanya dua, kan calonnya ada tiga,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Ketua KPU Solo Bambang Christanto mengatakan hanya mengunduh desain dari pranala yang telah disediakan KPU RI. “Jadi kita hanya melaksanakan apa yang sudah menjadi arahan dari pusat, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Kita hanya menjalankan instruksi sesuai dengan edaran dari KPU RI,” katanya mengakhiri.