Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit AS Mulai Wajibkan Kembali Masker
Kasus Covid-19 dan flu mulai meningkat sejak pertengahan Desember.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada semakin banyak rumah sakit di Amerika Serikat (AS) yang kembali mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker. Tak hanya itu, mereka juga mulai membatasi jumlah pengunjung yang datang ke rumah sakit.
Aturan ini diterapkan menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut. Selain Covid-19, beberapa penyakit lain seperti flu juga turut mengalami peningkatan kasus.
Menurut para ahli, lonjakan kasus Covid-19 dan flu yang terjadi pada musim dingin tahun ini tidak semematikan musim dingin sebelumnya. Meski begitu, lonjakan kasus Covid-19 hingga flu yang terjadi kali ini berpotensi memicu ratusan ribu kasus yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit dan ribuan kasus kematian.
Oleh karena itu, perintah penggunaan masker telah diwajibkan di 11 rumah sakit umum yang ada di New York City. Aturan serupa juga diterapkan di sejumlah rumah sakit yang ada di Los Angeles dan Massachusetts.
Beberapa bulan lalu, sejumlah rumah sakit juga sudah mulai menerapkan kewajiban penggunaan masker. Akan tetapi, kala itu aturan tersebut hanya berlaku untuk para pegawai.
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus Covid-19 dan flu mulai meningkat sesaat sebelum Natal. Peningkatan kasus tampak terjadi di 31 negara bagian Amerika Serikat. Para ahli memprediksi bahwa kasus Covid-19 dan flu akan terus meningkat di banyak wilayah hingga Januari.
"Apa yang kita lihat saat ini, di pekan pertama Januari, merupakan sebuah percepatan, khususnya untuk kasus flu," ujar Direktur CDC Dr Mandy Cohen, seperti dilansir AP pada Kamis (4/1/24).
Dr Cohen juga memprediksi bahwa lonjakan kasus Covid-19 dan flu akan terjadi pada akhir Januari. Setelah itu, kasus keduanya akan mulai mengalami penurunan.
Menurut Dr Cohen, salah satu faktor yang memicu lonjakan kasus Covid-19 dan flu adalah menurunnya angka vaksinasi pada tahun ini. Per 23 Desember, hanya ada sekitar 44 persen warga Amerika Serikat yang sudah mendapatkan vaksin flu dan hanya 19 persen warga Amerika Serikat yang mendapatkan //booster// vaksin Covid-19 terbaru.
Lonjakan kasus Covid-19 juga turut dipengaruhi oleh munculnya varian baru bernama JN.1. Turunan dari Omicron ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada September lalu. Namun sesaat sebelum Natal, JN.1 mulai mendominasi kasus Covid-19 di negara tersebut, dengan prevalensi mencapai 44 persen dari total kasus Covid-19.
CDC juga menyoroti rendahnya vaksinasi untuk mencegah infeksi //respiratory syncytial virus// (RSV). Infeksi RSV umumnya hanya menyebabkan gejala seperti pilek yang ringan. Akan tetapi, infeksi RSV bisa berpotensi membahayakan bayi dan lansia.
"Saat ini, bayi dan anak-anak bisa mengalami beberapa penyakit dalam satu waktu. Bukan hanya terkena RSV, tapi mereka bisa terkena RSV dan Covid-19 di waktu bersamaan, atau influenza dan RSV dalam satu waktu," ungkap dokter anak, Dr Nichole Ellis. Adysha Citra Ramadani