5 Alasan Mengapa Kita Perlu Terbuka terhadap Nasihat

Marilah kita terbuka hati menerima nasihat bijaksana dari siapa pun demi menjadi manusia yang lebih baik.

retizen /Syahrial, S.T
.
Rep: Syahrial, S.T Red: Retizen
Menerima nasehat. Sumber foto: dokumen pribadi via image creator Canva

Nasehat dari orang yang tulus dan menyayangi kita adalah anugerah yang berharga. Ketika seseorang rela meluangkan waktu untuk memberi nasihat dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang, itu menunjukkan betapa ia menginginkan kebaikan bagi kita. Sayangnya, tidak semua orang mampu menerima nasehat dengan lapang dada.

Mengapa begitu sulit menerima nasihat dari orang lain? Ada beberapa alasan di baliknya. Pertama, ego. Ketika menerima nasihat, kita dituntut untuk merendahkan diri dan mengakui bahwa kita tidak sempurna. Ini bisa melukai harga diri, terlebih jika nasihat diberikan di depan umum.



Kedua, gengsi. Menerima nasihat berarti mengakui bahwa orang lain lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Ini bisa terasa memalukan bagi sebagian orang.


Ketiga, rasa curiga. Terkadang kita curiga nasihat diberikan dengan motif tertentu, misalnya ingin menjatuhkan kita.


Keempat, tidak suka diatur. Sebagian orang enggan dinasehati karena merasa kebebasan mereka dibatasi.


Kelima, tidak siap berubah. Menerima nasihat berarti harus melakukan perubahan, yang mungkin belum siap dilakukan.


Lantas, mengapa kita sebaiknya terbuka menerima nasihat dari orang lain yang tulus menyayangi kita? Ada beberapa alasan penting di baliknya.


Pertama, nasihat membantu kita menyadari kesalahan yang mungkin luput dari perhatian kita. Setiap orang memiliki blind spot, area buta di luar kesadaran diri kita. Nasihat dari orang lain membantu mengungkap area buta tersebut.


Kedua, nasihat membuka perspektif baru. Terkadang kita terjebak dalam cara berpikir atau paradigma lama sehingga tak mampu melihat solusi terbaik. Nasihat dari sudut pandang baru dapat membuka cakrawala berpikir kita.


Ketiga, nasihat menguatkan karakter. Menerima nasihat dengan lapang dada, apalagi yang disampaikan dengan cara bijaksana, melatih kematangan emosi dan kesabaran. Karakter yang kuat diciptakan melalui keterbukaan terhadap nasihat dan kesediaan untuk terus belajar dan berbenah diri.


Keempat, nasihat mendorong kita menjadi lebih baik. Nasihat yang bijaksana dan penuh kasih ditujukan demi kebaikan kita. Jika kita menerapkan nasihat tersebut dalam hidup, tentu kita akan menjadi pribadi yang lebih baik.


Kelima, nasihat mempererat hubungan. Menerima nasihat dengan terbuka dan berterima kasih adalah ungkapan hormat dan penghargaan kepada sang penasihat. Hal ini memperkuat hubungan kita dengannya.


Merendahkan hati untuk menerima nasihat memang tidak mudah. Namun demikian, kita perlu belajar terbuka terhadap nasihat, terutama dari orang-orang yang tulus menyayangi dan menginginkan kebaikan bagi kita.


Tidak ada malunya menerima nasihat. Sebaliknya, kita justru harus berterima kasih kepada sang penasihat. Karena ia peduli dan rela meluangkan waktu untuk membantu kita menyadari kesalahan dan menjadi manusia yang lebih baik.


Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama ini adalah nasihat. Kami bertanya, ‘Untuk siapa?’ Beliau menjawab, ‘Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, dan pemimpin kaum muslimin serta rakyat jelata.’" (HR. Muslim no.55).


Nasihat yang paling agung adalah nasihat agar kita menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Itulah nasihat terbaik demi kemaslahatan di dunia dan akhirat. Marilah kita terbuka hati menerima nasihat bijaksana dari siapa pun demi menjadi manusia yang lebih baik.

sumber : https://retizen.id/posts/261765/5-alasan-mengapa-kita-perlu-terbuka-terhadap-nasihat
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler