TPN Ganjar Bantah Framing KSAD Jenderal Maruli Simanjutak, Korban tak Dipengaruhi Miras
TPN Ganjar-Mahfud keberatan dengan tuduhan Jenderal Maruli Simanjuntak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim hukum dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud membantah pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak yang menyebut anggota relawan yang dianiaya oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah, terpengaruh minuman keras (miras). Tuduhan Maruli disebut jauh dari kebenaran dan tidak berdasarkan fakta.
"Selain dari rekam medis dan keterangan para korban tersebut, kami juga memintai keterangan para saksi yang menerangkan korban tidak sama sekali berada di bawah pengaruh alkohol," demikian keterangan tertulis dalam keterangan tim hukum TPN Ganjar-Mahfud, Ahad (7/1/2024).
Mereka juga telah menelusuri fakta-fakta tersebut sejak 4 Januari lali, mulai dari rumah para korban hingga kantor DPC PDI Perjuangan Boyolali. Karena itu, tim kuasa hukum TPN Ganjar-Mahfud menyimpulkan pihaknya keberatan dengan tuduhan Maruli tersebut.
"Kita tidak perlu terpengaruh atas isu (terpengaruh alkohol) tersebut, yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian kita dari kasus sebenarnya yakni kasus penganiayaan oleh oknum TNI di Boyolali yang memakan korban relawan Ganjar-Mahfud, yang tidak lain adalah warga negara Indonesia yang dilindungi hak-haknya oleh negara," kata tim hukum.
"Kami akan terus memperjuangkan hak-hak para korban demi tegaknya keadilan."
Ia juga menyayangkan adanya pihak tertentu yang mencoba mengaitkan peristiwa penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud dengan netralitas TNI. Menurutnya, tindakan cepat jajaran TNI AD dalam merespons penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali merupakan bukti konkret pihaknya memegang teguh netralitas.
"Jangan menganalisa kejadian berdasarkan video pendek dan langsung menarik kesimpulan. Rombongannya sudah mutar delapan kali dan sudah berulang kali diingatkan (agar jangan menimbulkan kebisingan). Jadi ada aksi ada reaksi. Tapi bukan liar kesimpulannya. Jangan disangkutkan ke mana-mana. Dan sebaiknya semua pihak saling evaluasi, bukan kami saja," ujar Maruli.