Alasan Mengapa Elektabilitas AMIN Mulai Mengejar Prabowo-Gibran Menurut Pengamat

Berdasarkan survei IPO, elektabilitas pasangan AMIN saat ini di angka 34,5 persen.

ANTARA FOTO/Andry Denisah
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyalami sejumlah buruh di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/1/2024). Dalam pertemuan tersebut Anies Baswedan menyatakan akan menyejahterakan buruh jika terpilih menjadi presiden.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri, Ronggo Astungkoro, Antara

Baca Juga


Angka elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mulai menunjukkan kenaikan mengejar elektabilitas pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berdasarkan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO). Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, mengatakan elektabilitas Amin kini berada di angka 34,5 persen.

Angka elektabilitas pasangan AMIN saat ini, menurut Dedi, hanya berselisih 7,9 persen dari Prabowo-Gibran yang elektabilitasnya berada di angka 42,3 persen. Adapun, elektabilitas pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 21,5 persen.

"Pertama ada beberapa data yang menunjukkan bahwa semakin meningkat kelompok pemilih yang menyatakan Anies Baswedan tokoh yang paling meyakinkan pada penyampaian gagasan, penyampaian ide dan rencana kerja," kata Dedi, kepada Republika, Rabu (10/1/2024).

Dedi menambahkan, beberapa hal yang berkaitan dengan kewibawaan kepemimpinan itu pada versi Anies Baswedan cukup tinggi. Jadi dua hal yang jadi pertimbangan publik memilih Anies menurut Dedi adalah karena kepemimpinan seorang Anies. 

Sedangkan faktor elektabilitas Prabowo yang saat ini masih berada pada posisi paling tinggi kata Dedi karena adanya dukungan (endorsement) dari Presiden Jokowi, di mana Prabowo dianggap sebagai capres yang paling direstui dan akan melanjutkan program-program dari presiden petahana. Di situlah bedanya kata Dedi di mana Anies dinilai karena dirinya sendiri sementara Prabowo dipilih karena faktor Jokowi.

"Prabowo mengalami peningkatan karena faktor Jokowi, mendapatkan dukungan dari Jokowi, endorsement Jokowi. Jadi Prabowo tidak dinilai sebagai dirinya sendiri tapi karena faktor Jokowi," ucap Dedi.

Selain itu, hasil survei IPO lanjut Dedi memperlihatkan pemilih mulai beralih ke Anies karena penyampaian ide dan gagasannya paling mudah dicerna. Dedi menyebut dua kali penampilan Anies di debat capres 2024 turut membuat pemilih berpindah ke Anies. 

"Kalau dalam paparan survei debat kandidat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi pemilih. Ada yang emang memindahkan pilihannya karena sejak mendengar debat ada juga yang semakin yakin dengan pilihannya. Anies salah satu yang mendapat poin. Apa yang dia sampaikan dalam debat itu dianggap oleh publik yang paling meyakinkan. Itulah ada asumsi bahwa Anies dinilai cukup kuat narasi gagasannya," kata Dedi menambahkan.

Dedi mengatakan survei IPO dilakukan sejak 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Jumlah responden mencapai 1.200 orang dengan kriteria telah memiliki hak pilih atau berusia di atas 17 tahun.

Metode survei IPO menggunakan multistage random sampling dan pembagian kuesioner secara langsung. Margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Guru besar ilmu politik Universitas Andalas, Asrinaldi, mengatakan adanya tren peningkatan elektabilitas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menurut hasil survei IPO lantaran visi, misi, ide dan gagasan Anies lebih muda dicerna oleh masyarakat. Menurut Asrinaldi, kenaikan elektabilitas Anies sedikit banyaknya dipengaruhi oleh penampilan Anies dalam debat capres di mana Anies mampu menyampaikan gagasannya dengan bahasa yang singkat, padat dan mudah dicerna. 

"Salah satu pertimbangannya saya rasa memang faktor debat. Karena dalam debat yang bisa membagikan gagasan. Presiden itu gagasannya kan ada pada tataran kebijakan visi membangun bangsa, itu yang dipilih oleh masyarakat. Dari tiga orang itu kan tergambarkan sebenarnya siapa yang sebenarnya punya visi dan gagasan. Saya rasa itu ada pada Anies. Di bawah itu baru ada Ganjar dan terakhir Prabowo," kata Asrinaldi, Kamis (11/1/2024).

Asrinaldi menyebut waktu kampanye kurang lebih tersisa satu bulan lagi. Ketiga paslon capres cawapres menurut dia harus kerja maksima untuk meraih simpati masyarakat. Baik dengan kampanye langsung turun ke lapangan atau menggunakan media massa dan media sosial. 

Asrinaldi pesimistis Pilpres 2024 akan selesai hanya dalam satu putaran saja dan dimenangkan pasangan Prabowo Gibran. Asrinaldi menilai capres yang akan berhasil menang satu putaran harus menguasai mayoritas suara di Pulau Jawa. Sedangkan fakta elektabiltitas berdasarkan survei saat ini kata Asrinaldi masih belum terlihat paslon yang dominan. 

"Satu putaran itu saya lihat hanya strategi kampanye. Karena ketakutan kalau dua putaran, akan kejadian seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu," ujar Asrinaldi. 

 

Sebelumnya, berdasarkan survei terbaru Politika Research and Consulting (PRC), ditemukan tren penurunan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dengan potret elektabilitas yang didapatkan itu, maka kemungkinan Pilpres 2024 akan berjalan dua putaran.

"Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran terjadi penurunan dari survei November 2023 sebesar 47,8 persen menjadi 42,4 persen pada Desember 2023," ungkap Direktur Eksekutif PRC Rio Prayogo dalam konferensi pers daring, Jumat (5/1/2024).

Di samping itu, kata Rio, penurunan elektabilitas juga terjadi pada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Di mana, elektabilitas pasangan nomor urut tiga ini turun dari 23,5 persen pada November 2023 menjadi 21,8 persen pada Desember 2023. 

"Sementara tren naik terjadi pada elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin dari 25,5 persen pada November 2023 menjadi 28,0 persen pada Desember 2023," kata dia.

Rio mengungkapkan, terjadi perpindahan pemilih Joko Widodo (Jokowi) dari barisan pasangan Ganjar-Mahfud. Perpindahan itu disebabkan variabel memburuknya hubungan Jokowi dengan PDI Perjuangan.

"Tampak sekali penurunan atau mutasi yang drastis dari struktur pemilih Ganjar mengalami penurunan dari pemilih Jokowi," jelas Rio.

Rio mengungkapkan 61,7 persen masyarakat yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi paling besar terdistribusi ke Prabowo-Gibran. Sementara 36,3 persen masyarakat yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja Jokowi identik ke pasangan Anies-Muhaimin.

Elektabilitas capres cawapres. - (Republika)

Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) optimistis elektabilitas pasangan calon nomor urut 1 akan terus meningkat hingga hari pemungutan suara, 14 Februari 2014. "Angka elektoral paslon nomor urut 1 akan terus mengalami peningkatan menjelang 14 Februari 2024," kata Juru Bicara Timnas AMIN Billy David saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Billy menyebutkan salah satu instrumen untuk menaikkan elektabilitas AMIN adalah sesi debat capres dan cawapres yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia meyakini penilaian masyarakat dalam forum tersebut akan sangat membantu untuk menaikkan dukungan terhadap paslon yang diusung oleh Koalisi Perubahan.

Dengan demikian, kata dia, persiapan yang matang menjadi kunci supaya masyarakat menyukai visi dan misi dalam sesi adu gagasan para calon pemimpin itu. "Meskipun ini forum resmi, kami melihat bahwa perlu mempersiapkan debat secara serius, substansi yang dibahas secara serius," ujar Billy.

Selain itu, kata Billy, mengikuti dan menjaga tren di media sosial juga menjadi strategi pihaknya dalam meningkatkan skor elektabilitas AMIN pada Pilpres 2024. KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler