Paslon Lain Ikut Berkampanye di TikTok, Ini Komentar Anies

Paslon menggunakan TikTok sebagai media berdiskusi langsung dengan masyarakat.

Republika/ Eva Rianti
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat memberi keterangan pers usai menghadiri acara Diskusi Publik Capres Republik Indonesia-Kadin DKI Jakarta di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024) malam.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengaku bersyukur gaya kampanyenya yang menggunakan platform media sosial TikTok dan berdiskusi langsung dengan masyarakat diikuti oleh pasangan calon lain peserta Pilpres 2024. Memanfaatkan fitur siaran langsung di platform TikTok dan berdialog langsung dengan masyarakat melalui acara Desak Anies, menurut Anies, merupakan gaya kampanye yang tidak hanya soal memasang alat peraga kampanye (APK).

Baca Juga


"Oh, udah pada mulai (mengikuti), syukurlah kalau gitu," kata Anies di Kota Sibolga, Sumatera Utara, Jumat (12/1/2024).

Menurut Anies, gagasan perubahan yang dia bawa bersama cawapres Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 itu mulai dilakukan lewat kampanye yang berkualitas. Mantan gubernur DKI Jakarta itu menilai kampanye yang harus dilakukan ialah berkaitan dengan ide, gagasan, dan rekam jejak. Hal itu bisa dilakukan dengan kegiatan diskusi secara langsung, baik melalui digital maupun luring.

Selain itu, Anies menghormati kebesaran hati para pasangan calon lain yang mengikuti gaya kampanyenya tersebut. Menurut dia, meniru gaya rival dalam kampanye memang memerlukan kebesaran hati.

"Jadi, saya menghormati kebesaran hati mereka untuk ikut dalam 'rute' yang kami tempuh," ujar Anies Baswedan.

 

 


Pakar komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, menilai aksi live streaming di TikTok oleh pasangan calon presiden/wakil presiden menjadi cara untuk menggenjot partisipasi pemilih muda. Dalam kegiatan live streaming tersebut, kata dia, ada interaksi antara warganet dan pasangan calon (paslon) sehingga akan memberi edukasi politik dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan anak muda di platform tersebut.

"Karena platformnya di TikTok, anak-anak muda banyak mengonsumsi informasi lewat media sosial ini. Jadi, kita sebut aja Pemilu TikTok," kata Kunto saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Kunto mengatakan bahwa paslon perlu mendorong pengetahuan anak muda tentang politik jika mau meraup suara anak muda. Maka, mereka mau tidak mau harus bersentuhan dengan media sosial itu.

Namun, bukan hanya mediumnya saja, menurut dia, peserta Pilpres 2024 juga perlu menyoroti target komunitas yang tepat jika ingin beraksi di media sosial. Ia menilai komunitas yang tepat bisa membantu menaikkan elektabilitas paslon tersebut.

"Komunitasnya kan banyak. Misalnya Pak Anies kemarin ke K-Pop gitu, fans K-Pop itu kan satu komunitas besar," katanya.

Selain itu, paslon juga perlu memberi edukasi kepada anak muda terkait mekanisme pemungutan suara, mulai dari jenis surat suara hingga ajakan untuk datang ke TPS.

"Tentu saja peserta pemilu, termasuk capres/cawapres, 'kan kalau mereka mau dipilih, anak mudanya harus tahu dahulu soal surat suara gitu," kata dia.

Elektabilitas capres cawapres. - (Republika)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler