Paslon 1 dan 3 Mesra, Dradjad: Jangan Lagi Menarasikan Paling Islam dan Nasionalis
Bagi Dradjad Wibowo, rencana koalisi pasangan 1 dan 3 itu sah-sah saja.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo mengajak semua pihak berhenti mempolitisasi keimanan dan ketakwaan. Dradjad menanggapi isu koalisi antara pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Anies-Muhaimin dan no urut 3, Ganjar-Mahfud.
"Saya kenal sebagian oknum itu secara pribadi. Nasihat saya ke mereka istighfar lah. Hentikan memanipulasi ayat-ayat Allah dan hadis Rasulullah dengan harga murah. Mari kita wujudkan pilpres dan pileg yang gembira dan guyub," kata Dradjad kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Bagi Dradjad, rencana koalisi pasangan 1 dan 3 itu sah-sah saja. Namun, menurut Dradjad, ada satu hal yang sangat penting. Dia menjelaskan, sebelum ini ada oknum-oknum tertentu yang senang menarasikan 'paslon kami yang paling membela Islam'.
Tidak jarang mereka mengatakan 'jika benar-benar Muslim, benar-benar bertakwa, maka bla bla bla'. "Oknum-oknum ini kadang dalam khutbah Jumat menyiratkan hanya paslon tertentu yang Islami, meski tidak secara eksplisit," kata Dradjad.
Dia juga menyinggung, PDIP sering dituduh 'anti-Islam'. Padahal, tidak sedikit tokoh ormas Islam, seperti NU dan Muhammadiyah maupun aktivis organisasi kemahasiswaan Islam, seperti HMI bergabung dalam PDIP. "Sebaliknya, jangan ada juga yang dengan mudah melabeli pihak pesaing sebagai tidak nasionalis, tidak Pancasilais," ucap Dradjad.
Dia mengatakan, saat ini, komunikasi antara paslon 1 dan 3 serta tim dan relawan mereka semakin intensif. Menurut Dradjad. Ganjar mengakui paslon 1 dan 3 kompak karena semuanya alumni UGM.
Belum lagi, sambung dia, M Jusuf Kalla (JK) sebagai mentor paslon 1 sudah menerima kunjungan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristianto. "Presiden PKS Pak Ahmad Syaikhu juga terbuka pada semua kalangan. Masih banyak lagi tontonan kekompakan dan kemesraan kedua paslon, tim, dan pendukungnya," kata Dradjad.
Sebagai timses Prabowo-Gibran, kata Dradjad, hal tersebut sah-sah dan biasa-biasa saja. Dia tidak khawatir jika keduanya benar-benar bergabung. "Kami di parpol terbiasa saling berkomunikasi meskipun sedang bersaing secara politik," kata Ketua Dewan Pakar DPP PAN ini.
Apakah kedekatan di atas akan berubah menjadi koalisi? Dradjad mengaku tidak tahu. Yang jelas, kata dia, Prabowo-Gibran berusaha memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
"Jika ikhtiar ini dikabulkan Allah, tentu koalisi jelang pilpres tidak terwujud. Pascapilpres, dinamikanya akan berubah. Jumlah kursi DPR masing-masing parpol akan sangat berpengaruh. Konstelasi politiknya akan berbeda," kata Dradjad.