Didiagnosis Kanker, Sven-Goran Eriksson Masih Dapat Dukungan Agar Latih Liverpool
Disebut-sebut harapan hidup Eriksson tinggal setahun.
REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Sven-Goran Eriksson menolak menyerah. Ia baru saja didiagnosis menderita kanker stadium akhir.
Pekan lalu, Eriksson mengungkapkan sisa hidupnya mungkin tinggal setahun lagi. Pesan dukungan mengalir untuk sosok 75 tahun itu. Ia mendapat ungkapan cinta dari seluruh penjuru dunia.
Tokoh berkebangsaan Swedia ini pernah menangani sejumlah tim Eropa. Beberapa di aantaranya ada Manchester City, Leicester City, Benfica, Lazio, AS Roma. Itu selama 40 tahun karier manejerialnya.
Sekitar 10 bulan lalu, ia meninggalkan peran sebagai Direktur Olahraga Karlstad BK. Itu karena kesehatannya sudah terganggu. Ia perlu fokus memulihkan diri.
Dalam wawancara dengan Sky News, Eriksson menjelaskan salah satu penyesalan terbesarnya adalah, ia belum sempat melatih Liverpool. The Reds merupakan tim yang ia dukung sejak kecil. Para penggemar Merseyside Merah bereaksi.
Mereka meminta Eriksson diberi kesempatan menangani para legenda LFC saat berhadapan dengan sederet mantan penggawa Ajax Amsterdam. Sebuah laga amal yang akan berlangsung di Anfield pada Maret 2024. Itu kegiatan rutin yang digelar setiap tahun, untuk mengumpulkan dana bagi LFC Foundation.
Eriksson belum mengetahui reaksi penggemar Liverpool. Ia diundang menonton laga tersebut. Ia antusias menantikan momen itu.
"Akan ada banyak pemain bagus di sana. Bahwa saya harus menjadi pelatih mereka (Liverpool), tidak, saya tidak pernah mendengarnya," kata sosok yang juga pernah membesut tim nasional Inggris itu, dikutip dari metro.co.uk, Senin (15/1/2024).
Ketika ditanya apakah dia akan menerima tawaran itu, Eriksson siap sedia. "Tentu saja saya akan menerimanya. Melatih Liverpool adalah impian saya," ujarnya.
Mengenai situasi kesehatannya, ia mencoba menjalani hidup senormal mungkin. Ia tetap menjaga kebugaran dengan beraktivitas di gym. Intinya, ia tidak mau terlalu memikirkannya.
"Saya menolak menyerah. Saya ingin menjalani hidup normal setiap hari," ujar Eriksson.
Intinya, ia enggan membiarkan dirinya berdiam diri. Ada saja kegiatan yang membuat ia aktif bergerak.