Gerindra Jateng: Pilpres Satu Putaran Lebih Hemat dan Putus Potensi Perpecahan
Pilpres satu putaran meminimalisasi benturan yang berlarut di kehidupan masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng), Sudaryono meyakini, pasangan capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan memenangkan Pilpres 2024. Dia berharap, pemilu juga hanya berlangsung satu putaran.
Menurut dia, selain menghemat anggaran negara puluhan triliun, yang lebih penting dari itu adalah estafet kepemimpinan nasional akan langsung dapat bekerja. Hal itu juga meminimalisasi adanya benturan yang berlarut di kehidupan masyarakat.
"Lebih dari dua puluh triliun uang negara yang bisa kita hemat. Dan yang penting potensi gesekan sesama anak bangsa dapat dapat diputus. Segera Indonesia menatap masa depan," ujar Sudaryono dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Untuk itu, dalam acara Indonesia Maju Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaff dihadiri sekitar 50 ribu jemaah, termasuk kiai dan nyai (istri kiai) se-Grobogan di Lapangan Desa Ngraji, Kecamatan Purwodadi, Senin (15/1/2024) malam WIB, Sudaryono turut hadir untuk mendoakan kemenangan Prabowo-Gibran.
"Jadi kalau mau negara hemat anggaran dan gesekan tidak berlarut-larut, saya mengajak saudara semua memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran," terang orang dekat Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto trsebut.
Senada dengan Sudaryono, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid juga menganjurkan hal yang sama. "Mari kita masuki tahun politik tahun pemilu ini dengan damai. Jaga kerukunan, ojo gontok-gontokan, nyantai, dan guyub," katanya di hadapan puluhan rubu jemaah yang hadir.
Nusron mengatakan perbedaan pilihan dalam pemilu adalah hal biasa. Sebab yang terpenting adalah rakyat Indonesia makmur dan sejahtera. Menurutnya hal tersebut akan tercapai, telebih saat ini pemerintah tengah mengupayakan 'Indonesia Emas 2045'.
"Mau sama dengan saya pilih 02, ya Alhamdulillah. Kalau beda, ya rapopo (tidak apa-apa). Yang penting rukun," tutur Nusron.