PDIP Ungkap Suasana Kebatinan di Internal: Tikungan Makin Tajam

Utut menganalogikan perjalanan PDIP menuju Pemilu 2024 sedang melalui tikungan tajam.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR Utut Adianto menceritakan bagaimana suasana kebatinan internal partai usai Presiden Jokowi tak hadir di HUT ke-51 PDIP dan keluarnya sejumlah kader, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR Utut Adianto menceritakan bagaimana suasana kebatinan di partainya jelang pencoblosan pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia pun kembali menyinggung saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menghadiri acara yang digelar partai berlambang kepala banteng itu.

Baca Juga


Mulai dari peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDIP pada awal Januari 2023, peringatan Bulan Bung Karno, hingga rapat kerja nasional (rakernas). Namun, Jokowi tak hadir dalam peringatan HUT ke-51 PDIP pada 10 Januari 2024.

Selain itu, PDIP juga mulai ditinggalkan oleh sejumlah kadernya yang sudah mempunyai rekam jejak di kancah politik Indonesia. Mulai dari Budiman Sudjatmiko hingga yang terbaru adalah Maruarar Sirait yang mengaku ingin mengikuti langkah Jokowi.

"Kemarin juga baru merayakan HUT, semua jenjang sudah kita arahkan, setiap jenjang ada tahapan dan tikungan-tikungan, dan tikungannya makin ke sini makin tajam," ujar Utut di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

"Karena ini kan balap mobil Formula 1, lap-lap terakhir membuat orang menang atau tidak. Itu keteguhan hati dan kemahiran memainkan strategi," sambungnya.

Fraksi PDIP DPR sendiri langsung menggelar rapat konsolidasi pada hari pertama Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023-2024. Forum tersebut mengarahkan agar seluruh anggota dewan dari partainya bekerja keras dan tak mudah terprovokasi oleh fitnah.

Terkait pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Utut ditanyakan ihwal pandangan publik yang menilai PDIP tidak total dalam mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun ia tegas membantahnya dan memastikan partainya solid memenangkan pasangan calon nomor urut 3 itu.

"Itu kita ini kan kalau bahasa dari Bu Ketum, petugas partai. Semenjak dideklarasikan hari Jumat, 21 april tahun lalu,  itu sudah otomatis, karena kami di demokrasi terpimpin, dipimpin oleh Bu Mega," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Elektabilitas Parpol Berdasarkan Survei Desember 2023 - (infografis Republika)

 

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan Maruarar Sirait atau biasa disapa Ara yang pamit dari partainya. Menurutnya, pamitnya Ara secara resmi dipandangnya lebih baik, ketimbang tiba-tiba loncat ke pihak lain.

"Lebih baik gentle termasuk seperti itu, kalau berbeda pilihan politik dengan kita silakan, karena ini sukarela (mengundurkan diri). Justru ini bikin kita solid, kompak," ujar Djarot di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Menurutnya, pamitnya Ara karena adanya perbedaan pandangan politik juga dihormati oleh DPP PDIP. Jelasnya, partai berlambang kepala banteng itu masih memiliki banyak kader yang loyal.

"Inilah bagian dari kristalisasi kader, ada kader yang tetap setia dan royal dalam menghadapi pertarungan-pertarungan politik. Dengan prinsip, dengan nilai bahwa kebenaran pasti akan menang," ujar Djarot.

Alasan Ara pamit dari PDIP adalah untuk mengikuti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ditanyakan, apakah ada perpecahan di internal PDIP yang juga berafiliasi dengan Jokowi? Djarot menjawab bahwa partainya solid memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Kita tetap solid untuk memenangkan Ganjar-Mahfud," ujar anggota Komisi IV DPR itu.



BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler