Kenapa Manusia Dilarang Sombong dan Perlu Sadar Diri
Menyombong diri merupakan perbuatan terlarang dan diharamkan Allah SWT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT maupun Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk tidak berlaku sombong. Sebab perbuatan itu akan merugikan diri sendiri. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah mengingatkan agar manusia sadar diri bahwa semua yang ada di dunia ini telah Allah tentukan.
قال الرّسول -صلّى الله عليه وسلّم- فيما رواه عن الله -تبارك وتعالى-: (يَقولُ اللهُ تعالى: يا عِبادي، إنِّي حرَّمْتُ الظُّلمَ على نفْسي، وجعَلْتُه بينَكم مُحرَّمًا؛ فلا تظالَموا، يا عبادي، كلُّكم ضالٌّ إلَّا مَن هدَيْتُه؛ فاستَهْدوني أَهدِكم، يا عبادي، كلُّكم جائِعٌ إلا مَن أطعَمْتُه؛ فاستطعِموني أُطعِمْكم، يا عبادي؛ كلُّكم عارٍ إلَّا مَن كسَوْتُه؛ فاستَكْسوني أَكْسُكُمْ، يا عبادي، إنَّكم تُذنِبونَ باللَّيلِ والنَّهارِ وأنا أغفِرُ الذُّنوبَ ولا أُبالي؛ فاستغفِرُوني أغفِرْ لكم، يا عبادي، إنَّكم لن تَبلُغوا ضُرِّي فتَضرُّوني ولن تَبلُغوا نَفْعي فتنفَعوني، يا عبادي، لو أنَّ أوَّلَكم وآخِرَكم وإنسَكم وجِنَّكم كانوا على أتقَى قَلبِ رَجُلٍ واحدٍ منكم ما زاد ذلك في مُلكي شيئًا، يا عبادي، لو أنَّ أوَّلَكم وآخِرَكم وإنسَكم وجِنَّكم كانوا على أفجَرِ قلبِ رجلٍ واحدٍ منكم ما نقَصَ ذلك مِن مُلكي شيئًا، يا عبادي، لو أنَّ أوَّلَكم وآخِرَكم وإنسَكم وجِنَّكم اجتمَعُوا في صَعيدٍ واحدٍ فسأَلُوني فأعطَيتُ كلَّ واحدٍ منهم مسألتَه ما نقَصَ ذلك مِن مُلكي إلَّا كما يَنقُصُ المِخْيَطُ إذا غُمِسَ في البحرِ، يا عبادي، إنَّما هي أعمالُكم أُحصيها لكم ثمَّ أُوفِّيكم إيَّاها، فمَن وجَدَ خيرًا فلْيَحْمَدِ اللهَ، ومَن وجَدَ غيرَ ذلك فلا يَلومَنَّ إلَّا نفسَه).
Diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari RA, Nabi SAW dalam hadits Qudsi yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, bahwa Allah SWT berfirman:
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Akupun menjadikan kezaliman itu diantara kalian sebagai sesuatu yang haram. Maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua tersesat kecuali yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan menunjukimu (pada jalan yang lurus)."
"Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua kelaparan kecuali yang telah Aku beri makan, maka mintalah makanan kepada-Ku pasti Aku akan memberi kalian makanan. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian semua telanjang kecuali yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku pasti Aku akan memberi kalian pakaian."
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian selalu berbuat salah siang dan malam dan Aku senantiasa mengampuni semua perbuatan dosa, maka mintalah ampunan kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan memudharatkan-Ku dan tidak akan pula memberi manfaat kepada-Ku."
"Wahai hamba-hamba-Ku, kalau seandainya orang-orang pertama di antara kalian dan orang-orang terakhir (belakangan) baik manusia atau jin semua berada pada satu hati yang paling bertakwa diantara kalian, tidaklah hal itu menambah atas kerajaan (kekuasaan)-Ku sedikitpun."
"Wahai hamba-hamba-Ku, jika orang-orang yang pertama dan terakhir dari kalian semua berada pada satu hati yang paling durhaka diantara kalian, tidaklah hal itu akan mengurangi kerajaan (kekuasaan)-Ku sedikitpun."
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya jika orang-orang yang pertama dan terakhir dari kalian baik manusia dan jin berdiri di satu tempat tinggi dan luas lalu meminta (kebutuhannya) kepada-Ku, kemudian Aku memberikan setiap orang apa yang dimintanya, maka tidaklah hal itu mengurangi sedikitpun apa yang ada pada-Ku kecuali seperti berkurangnya (air laut yang menetes) yang di ujung jarum jika dicelupkan ke dalam lautan."
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya semua itu adalah amalan-amalan kalian yang Aku catat untuk kalian, kemudian Aku sempurnakan (balasannya) untuk kalian.Maka bagi yang mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah dan bagi yang mendapatkan selain itu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri." (HR. Muslim)
Dari hadits Qudsi yang panjang itu, diketahui bahwa semua makhluk memerlukan Allah SWT untuk mewujudkan semua kepentingan mereka, dan melindungi mereka dari berbagai bahaya, baik dalam masalah agama maupun dunia.
Hadits Qudsi di atas juga menunjukkan bahwa Allah SWT senang kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memohon kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya. Sebab, kerajaan-Nya Yang Maha Kuasa lagi Maha Agung, tidak bertambah mulia karena ketaatan makhluk, dan tidak pula berkurang karena kemaksiatan makhluk ketika melanggar perintah Allah.
Selain itu, setiap Muslim juga perlu sadar bahwa kebaikan apa pun yang dilimpahkan kepada dirinya maka itu berasal dari karunia Allah SWT. Sedangkan keburukan apa pun yang menimpanya, berasal dari jiwa dan hawa nafsunya sendiri.