Menhub: Pergerakan Saat Nataru Capai 126 Juta Orang, Kecelakaan Turun 12 Persen

Nataru sebelumnya ada 3.865 kecelakaan, kali ini menjadi 3.412 kecelakaan.

Republika/Rahayu Subekti
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi.
Rep: Fauziah Mursid Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyampaikan selama pelaksanaan angkutan libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dari 16 Desember 2023-1 Januari 2024 terdapat 126 juta pergerakan masyarakat ke luar provinsi dan ke dalam provinsi.
 
Budi mengatakan, pergerakan laut mengalami peningkatan, yakni sebanyak 168 ribu yang terkonsentrasi di Kepulauan Riau, Nusa Penida dan Tanjung Balai Karimun. Sedangkan, untuk pergerakan kendaraan golongan satu di Jabodetabek 2,3 juta mengalami kenaikan 10 persen dan golongan satu yang masuk 2,3 juga pergerakan.
 
Kendati demikian, pada Nataru 2023/2024, kecelakaan mengalami penurunan sebesar 12 persen. Pada Nataru 2022/2023 terdapat total 3.865 kecelakaan maka menjadi 3.412 kecelakaan.


"Indikator angkutan Nataru ini berhasil dan saya ucapkan terima kasih khususnya teman teman Polri yang mengawal pergerakan itu," ujar Budi saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI terkait 'Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Nataru' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
 
Budi menyebut penurunan angka kecelakaan berkat sinergitas seluruh stakeholder. Mereka bekerja keras untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan, mulai gencar memberi imbauan tidak menggunakan motor maupun melalui penyelenggaraan mudik gratis.
 
Pada Nataru kali ini, Kemenhub juga mencatat sebanyak 8.000 mudik gratis yang diikuti antusiasme masyarakat. Hal itu menjadi catatan bagi Kemenhub agar program tersebut diberlakukan pada musim Lebaran 2024.

"Mudik gratis sebanyak 8.000 (kursi) dari ditjen darat, kereta api dan laut. Antusiasme masyarakat tinggi ini jadi catatan kita kalau mudik lebaran tidak saja Kementerian, tetapi operator korporasi memberikan fasilitas mudik kepada karyawan," ujar Budi.
 
Selain itu, Budi menyebut, tidak ada kemacetan yang berarti di simpul pergerakan selama Nataru. Pada Nataru 2023/2024, pergerakan dari barat ke timur memiliki keceapatan sekitar 81 kilometer (km) per jam dan kecepatan rata-rata dari Jakarta-Semarang-Jakarta sekitar 84,9 km per jam.

"Ini menunjukan bahwa kecepatan relatif memadai, artinya tidak terjadi suatu kemacetan yang berarti dan ini jadi bagian ukuran yang kami bahas dari waktu ke waktu, artinya kecepatan ini dalam kemacetan yang normal," ujar Budi.

Menurut Budi, kejadian menonjol cuaca ekstrem, bencana alam, gempa bumi dan gunung meletus relatif tidak menyebabkan masalah selama pelaksanaan Nataru. Hanya saja, ia memberi catatan tentang kemacetan parah di Tol Bali Mandara menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung.

"Masalah berarti itu di Ngurah Rai ada satu penumpukan, lalu kami koordinasi ke gubernur dan kapolda dan setelah itu relatif tidak ada kemacetan. Terjadi kemacetan simpul di tempat wisata tetapi tidak ada satu hal signifikan kecuali puncak yang secara tradisional kerap terjadi kemacetan," ujar Budi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler