Survei Indikator: Secara Absolut Anies-Muhaimin Berpeluang Maju Putaran Kedua Pilpres
Jika melihat tiga hasil survei terakhir Indikator, Pilpres 2024 berjalan dua putaran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia melakukan survei berdasarkan simulasi surat suara terhadap elektabilitas Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada medio 30 Desember 2023 sampai 6 Januari 2024. Teratas adalah pasangan calon nomor urut 2 dengan angka sebesar 45,79 persen.
Sementara itu elektabilitas Anies-Muhaimin dalam medio 30 Desember 2023 sampai 6 Januari 2024, sebesar 25,47 persen. Sedangkan Ganjar-Mahfud terendah dengan 22,96 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa satu atau dua putaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024 belumlah pasti. Karena merujuk hasil surveinya yang menampilkan elektabilitas Prabowo-Gibran yang belum menembus 50 persen, tetapi sudah di angka 45 persen.
Namun jika melihat tiga hasil survei terakhir lembaganya, ia menilai Pilpres 2024 akan berlangsung selama putaran. Dengan Prabowo-Gibran yang dipastikan akan maju, lalu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud akan bersaing sebagai kompetitornya.
"Meskipun secara absolut Anies Baswedan lebih besar peluangnya untuk masuk putaran kedua, mendampingi Pak Prabowo," ujar Burhanuddin lewat rilis daringnya.
Indikator menampilkan dua hasil surveinya sebelum 30 Desember 2023-6 Januari 2024. Pertama pada 27 Oktober-1 November 2023 yang hasilnya Prabowo-Gibran (39,7 persen), Ganjar-Mahfud (30,0 persen), dan Anies-Muhaimin (24,4 persen).
Selanjutnya pada 23 November sampai 1 Desember 2023, yakni Prabowo-Gibran (45,8 persen), Ganjar-Mahfud (25,6 persen), dan Anies-Muhaimin (22,8 persen). Jelasnya, pasangan calon 1 dan 3 masih sangat besar peluangnya untuk maju ke putaran kedua, karena adanya margin of error sekira 2 persen dan 5 persen responden yang belum menentukan jawabannya.
"Tapi lagi-lagi, satu putaran masih terbuka kemungkinannya, tergantung konstelasi yang terjadi satu bulan terakhir," ujar Burhanuddin.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Adapun jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, dilakukan oversample di 13 provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sampel adalah sebanyak 4.560 responden.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukiran sampel basisi 4.560 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar sekira 2 persen. Pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.