Menjaga Kesucian Tauhid di Era Serba Instan

quotDan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.quot

retizen /Syahrial, S.T
.
Rep: Syahrial, S.T Red: Retizen
Sumber foto: dokumen Ucare Indonesia

Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam sangat menekankan pentingnya beriman kepada keesaan Tuhan. Salah satu ayat yang menyinggung hal ini adalah QS. az-Zumar ayat 65 yang artinya:

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."



Ayat ini menegaskan bahwa semua nabi dan rasul dari dahulu hingga Nabi Muhammad saw. diutus untuk menyerukan prinsip tauhid, yaitu keesaan Tuhan. Jika manusia mempersekutukan Tuhan dan menyembah selain-Nya, maka sia-sialah seluruh amal ibadahnya. Ia akan menjadi orang yang merugi karena telah menyia-nyiakan hidupnya dengan kesyirikan.


Prinsip tauhid ini sangat penting karena menjadi pondasi utama kehidupan beragama. Tanpa keesaan Tuhan, ibadah manusia tidak ada maknanya. Hanya dengan berpegang teguh pada tauhid, manusia dapat menjalani hidup dengan bermartabat dan penuh makna.


Dalam tulisan ini, marilah kita renungkan makna ayat ini dan apa implikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa pelajaran berharga yang bisa kita petik, di antaranya:


Pertama, kita harus menghindari syirik dalam beribadah. Syirik berarti mempersekutukan Tuhan dengan yang lain, baik makhluk maupun benda. Kita hanya boleh menyembah Allah Swt semata, tanpa menisbahkan sesembahan kepada selain-Nya. Rasulullah sangat melarang umatnya terjerumus dalam syirik.


Kedua, hindari riya dalam beribadah. Riya adalah melakukan ibadah dengan tujuan pamer atau mendapat pujian manusia, bukan karena Allah. Ini juga termasuk syirik khafi (tersembunyi), karena kita menyekutukan niat ibadah untuk Allah dengan niat lain.


Ketiga, jangan terlalu mengagung-agungkan selain Allah. Terkadang kita terpesona dengan kehebatan makhluk tertentu, seperti pemimpin, artis, atau bahkan benda. Ingatlah bahwa keagungan apa pun berasal dari Allah semata. Jangan sampai kekaguman kita melampaui batas sehingga menyerupai penyembahan.


Keempat, hindari takhayul dan khurafat. Seringkali tanpa sadar kita terjebak hal-hal takhayul yang tidak sesuai syariat, seperti percaya Jimat, zodiak, atau ramalan. Ini bisa menjadi pintu menuju syirik jika dilakukan berlebihan. Kita harus berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah.


Kelima, tetaplah konsisten beribadah walau tanpa pujian manusia. Kadang kita rajin beribadah karena mendapat pujian, tapi malas saat tidak mendapat apresiasi. Ingatlah bahwa ibadah kita semata-mata untuk Allah, bukan manusia. Konsistensi meski tanpa pujian juga bagian dari menjaga tauhid.


Keenam, jadilah pribadi yang tawadu. Dengan tawadu, kita tidak akan merasa hebat dan angkuh lalu terjerumus sikap menyekutukan Allah. Semua kelebihan yang kita miliki adalah karunia dari-Nya semata, bukan hasil jerih payah sendiri.
Itulah beberapa renungan berharga dari QS. az-Zumar ayat 65 tentang pentingnya tauhid dalam kehidupan kita. Hanya dengan tauhid yang benar dan menjauhi syirik, ibadah dan amal shaleh kita baru bernilai di sisi Allah. Tauhid adalah kunci hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.

sumber : https://retizen.id/posts/279231/menjaga-kesucian-tauhid-di-era-serba-instan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler