Pidato RM BTS di Upacara Wisuda Militer Picu Perdebatan Sengit di Kalangan Army
RM BTS menyampaikan pidato di acara wisuda trainee militer.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Leader BTS, RM, belum lama ini menyelesaikan pelatihan militer dan terpilih sebagai salah satu "Pelatih Pascasarjana Elite" di Resimen Pelatihan Perekrutan ke-27. Saat menerima penghargaan, RM menyampaikan pidato melalui pesan video dengan berbicara tentang pengalamannya di militer.
RM mengakui kegelisahan dan kekhawatirannya karena memasuki wajib militer pada usia relatif lebih tua. Dia menyoroti pentingnya kekuatan pertahanan di Korea Selatan dan mencatat momen berkesan selama pelatihannya, terutama pawai malam bersama rekan-rekannya.
"Memang benar aku menunda wajib militerku untuk waktu yang lama dan merasakan banyak kegelisahan dan kekhawatiran karena mendaftar di usia yang cukup tua," kata RM, dilansir Koreaboo, Jumat (19/1/2024).
RM juga menyoroti pentingnya kekuatan pertahanan di Korea Selatan, sebuah negara yang masih terpecah dan berada di tengah gencatan senjata. Pawai malam bersama rekan-rekannya menjadi momen berkesan, di mana persahabatan dan semangat gotong royong dirasakan secara mendalam.
Dalam pidatonya, RM berterima kasih kepada para perwira dan pemimpin peleton yang membimbingnya, sehingga menciptakan pengalaman pelatihan militer yang bermanfaat dan menyenangkan. Namun, seiring beredarnya pidato ini, Army mengalami perpecahan pendapat.
Beberapa skeptis terhadap keaslian informasi dan mencurigai adanya paksaan. Sementara itu, yang lain memuji RM karena berbagi pengalaman positifnya dengan peserta pelatihan yang lebih muda.
Meskipun ada yang memandang pidato RM sebagai kontribusi positif, beberapa penggemar mengkritik siapa pun yang terlibat dalam konten tersebut. Mereka berpendapat bahwa pidato tersebut tidak dimaksudkan untuk penggemar dan seharusnya dianggap di luar batas perdebatan.
Dalam perspektif politik, banyak yang merujuk pada puisi politik lama RM untuk memahami konteks dan melihat situasi ini dalam sudut pandang yang lebih luas. Sementara perdebatan berlanjut, penggemar dan publik secara keseluruhan terus menilai dampak dan arti dari pidato tersebut.