Mesir Minta Indonesia Bantu Pendirian RS Lapangan di Gaza

Pembangunan rumah sakit lapangan harus melibatkan banyak pihak karena nilainya besar

Dok BSMI
Ketua DPN BSMI M Jazuli Ambari (kedua dari kiri) bertemu dengan Associate Minister of Health and Population Dr Hatem F Amer di Kairo, Mesir, belum lama ini
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Kementerian Kesehatan Mesir meminta agar masyarakat Indonesia membantu pembangunan rumah sakit lapangan yang akan didirikan di dalam area Rafah, Gaza Selatan. Asisten Menteri Kesehatan dan Populasi bidang Hubungan Internasional Dr Hatem F. Amer mengatakan, pihaknya membutuhkan sumber daya untuk pendirian rumah sakit lapangan yang akan diinisiasi Pemerintah Mesir di Rafah.


Dalam pertemuannya dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) di Kairo belum lama ini, Hatem menjelaskan, pihaknya akan membutuhkan rumah sakit lapangan lengkap dengan kapasitas seratus tempat tidur. 

Menurut Hatem, operasional dan tenaga medis rumah sakit tersebut akan dilakukan sepenuhnya oleh Mesir. Menurut Hatem, bantuan dari pihak luar terutama bangsa Indonesia yang dibutuhkan berupa pengadaan tenda dan perlengkapan medis untuk rumah sakit lapangan. “Rumah sakit lapangan ini dioperasikan oleh tim medis dan dokter Mesir,”kata Hatem.

Hingga saat ini, Pemerintah Mesir telah melakukan lebih dari 1.220 intervensi bedah tingkat lanjut dan lebih dari 27.600 intervensi medis bagi warga Gaza yang memasuki Mesir. Hatem menjelaskan, Mesir menampung ribuan warga Gaza yang terluka parah. Menurut dia, total biaya medis, pencegahan, rawat jalan, dan layanan lainnya  yang ditanggung Mesir dari 1 November 2023 hingga 15 Januari 2024 melebihi 114 juta dolar AS. 

Ketua DPN Bulan Sabit Merak Indonesia M Jazuli Ambari menjelaskan, pihaknya akan berupaya membantu Pemerintah Mesir untuk pendirian rumah sakit lapangan. Menurut Jazuli, BSMI sudah berpengalaman dalam mendirikan dan mengoperasikan rumah sakit lapangan saat terjadi berbagai bencana di Indonesia.

Meski demikian, ujar Jazuli, pembangunan rumah sakit lapangan tersebut harus melibatkan banyak pihak mengingat nilainya yang terbilang besar. Untuk itu, Jazuli mengaku akan berkolaborasi dengan berbagai lembaga kemanusiaan untuk mewujudkan rumah sakit ini.

Ketua Dewan Pembina BSMI Prof Basuki Supartono mengatakan, BSMI menggunakan model dan metode dari Jerman untuk membangun rumah sakit lapangan. Penerapannya sudah terbukti saat penanganan penyintas bencana gempa bumi di Lombok dan Palu. Menurut Basuki, model tersebut bisa diterapkan saat krisis di Gaza. 

Dalam kondisi perang, rumah sakit lapangan juga membutuhkan inovasi untuk melindungi pasien. Karena itu, Basuki mengatakan, pihaknya sedang mendesain kontainer yang akan menjadi salah satu fasilitas di dalam rumah sakit lapangan. 

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan, Indonesia bertekad untuk terus berkomitmen dalam mengirimkan bantuan untuk Rakyat Palestina. Salah satu bantuan yang sedang dinegoisasikan adalah rumah sakit lapangan. 

“Nah, sekarang kita negosiasi mengirim RS lapangan (RS di darat), harus juga negosiasi dengan semua pihak yang ada disitu untuk kapal rumah sakit (beroperasi di Mesir). Saya kira demikian,” tutup ujar dia saat melepas kapal rumah sakit TNI KRI dr Radjman Wedyodiningrat 992 untuk mengirim bantuan pokok dan obat-obatan untuk Palestina di Kolinlamil, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler