Ada Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di DIY Hingga Pekan Depan
Masyarakat diminta mewaspadai pohon tumbang dan potensi bencana lainnya.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta waspada akan potensi bencana hidrometeorologi akibat dampak kondisi cuaca ini.
Kondisi cuaca tersebut terjadi dalam beberapa hari terakhir di sejumlah daerah wilayah DIY dan diprediksi masih berpotensi terjadi hingga 23 Januari 2024. “Waspada potensi hujan sedang-lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, Jumat (19/1/2024).
Untuk kondisi cuaca pada 20 Januari ini, diprediksi ada potensi hujan sedang-lebat, disertai petir dan angin kencang, yang dapat terjadi di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul bagian utara, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul bagian utara.
Pada 21 Januari 2024, berpotensi hujan ringan hingga sedang di Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul bagian utara. Pada 22 Januari 2024, ada potensi hujan sedang-lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang, yang diperkirakan merata di seluruh wilayah DIY.
“Tanggal 23 Januari potensi hujan sedang-lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul bagian utara, dan Kulon Progo,” kata Warjono.
Masyarakat diminta mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan akibat kondisi cuaca tersebut. Seperti kejadian pohon tumbang. Beberapa hari terakhir dilaporkan pohon tumbang di sejumlah lokasi wilayah DIY. Di Kabupaten Bantul, dilaporkan ada rumah dan sarana wisata yang rusak akibat pohon tumbang.
“Agar dilakukan pemotongan terhadap pohon-pohon yang lapuk, yang rawan tumbang maupun patah,” kata Warjono.
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi lainnya, seperti longsor. Khususnya di daerah rawan. “Waspada bagi daerah dengan topografi tidak rata terhadap potensi bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor,” kata Warjono.