Perubahan Iklim Buat Bintik Pada Sayap Kupu-Kupu Lebih Sedikit
Para ilmuwan temukan bahwa kupu-kupu mulai beradaptasi dengan perubahan iklim.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meadow Brown butterfly - spesies kupu-kupu yang ditemukan di wilayah Paleartik – memiliki bintik-bintik yang lebih sedikit jika mereka berkembang dalam cuaca yang hangat, demikian menurut studi terbaru dari University of Exeter. Menurut peneliti, perubahan iklim dapat membuat spesies kupu-kupu tersebut tidak kehilangan bintik yang khas pada sayap.
Dipublikasikan dalam jurnal Ecology and Evolution, para ilmuwan menemukan bahwa kupu-kupu betina yang hidup pada suhu 11 derajat Celcius rata-rata memiliki enam bintik. Adapun kupu-kupu betina yang berkembang pada suhu 15 derajat Celcius hanya memiliki tiga bintik.
Temuan ini menantang pandangan ilmiah yang sudah lama dianut, tentang mengapa kupu-kupu ini memiliki jumlah bintik yang berbeda-beda.
"Meadow Brown selalu memiliki bintik mata yang besar di sayap depan mereka, mungkin untuk mengejutkan predator. Mereka juga memiliki bintik-bintik yang lebih kecil pada sayap belakang, yang mungkin berguna untuk kamuflase ketika kupu-kupu sedang beristirahat,” kata Profesor Richard ffrench-Constant, dari Pusat Ekologi dan Konservasi University of Exeter.
Menurut ffrench-Constant, temuannya menunjukkan bahwa bintik-bintik pada sayap belakang ini muncul lebih sedikit ketika kupu-kupu betina mengalami suhu yang lebih tinggi selama tahap kepompong. Hal ini menunjukkan bahwa kupu-kupu menyesuaikan kamuflase mereka berdasarkan kondisi.
“Sebagai contoh, dengan bintik-bintik yang lebih sedikit, mereka mungkin lebih sulit dikenali di rumput kering berwarna coklat yang lebih sering ditemukan pada cuaca panas. Kami tidak mengamati efek yang kuat pada jantan, mungkin karena bintik-bintik mereka penting untuk seleksi seksual (menarik perhatian betina),” kata Prof ffrench-Constant seperti dilansir Phys, Sabtu (20/1/2024).
Sejak karya klasik ahli biologi Edmund Brisco Ford atau EB Ford, variasi eyespot pada kupu-kupu Meadow Brown telah digunakan sebagai contoh polimorfisme gen (ko-eksistensi beberapa bentuk genetik dalam satu populasi). Namun, studi baru menunjukkan variasi eyespot disebabkan oleh plastisitas termal yakni kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan suhu.
"Ini seperti cerita keluarga bagi saya, karena ayah saya mengoleksi kupu-kupu untuk EB Ford di Cornwall. Dalam studi baru ini, kami mengamati populasi Cornish saat inidan koleksi historis dari Eton dan Buckingham,” kata ffrench-Constant.
Para peneliti memperkirakan bahwa bintik-bintik akan berkurang dari tahun ke tahun seiring dengan menghangatnya iklim. Profesor ffrench-Constant menilai ini sebagai konsekuensi yang tak terduga dari perubahan iklim.