TKN Deteksi 3 Skenario Hitam Penjegalan Prabowo-Gibran, dari Vario Merah sampai Pemakzulan

Kecurangan disebut dilakukan menggunakan kekuasaan kepala daerah atau kementerian.

Dok. TKN
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman memperlihatkan surat pemanggilan Gibran Rakabuming Raka dari Bawaslu Jakpus, saat konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Selasa (2/1/2024) malam.
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran mengaku berhasil mendeteksi tiga skenario hitam yang dilakukan lawan politik untuk menjegal kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Ketiga skenario itu bergulir secara bersamaan dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga


"Kami TKN mendeteksi kemungkinan adanya anasir-anasir antidemokrasi yang ingin menjegal Prabowo-Gibran dengan 3 skenario hitam atau dengan cara-cara ilegal, unlawfull," kata Wakil Ketua TKN, Habiburokhman saat konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Ahad (21/1/2024).

Skenario pertama, ada pihak-pihak melakukan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif (TSM) yang merugikan Prabowo-Gibran. Kecurangan tersebut, antara lain dilakukan dengan menggunakan kekuasaan kepala daerah atau kementerian atau lembaga yang pejabatnya berafiliasi secara politik kepada parpol tertentu yang mendukung pasangan capres-cawapres tertentu. 

Habiburokhman mengatakan, skenario pertama itu bergulir di berbagai provinsi. Contoh terbaru adalah dugaan penggunaan APBD Kota Semarang untuk pengadaan motor Vario warna merah yang identik dengan warna partai politik tertentu.

Kemudian, ada dugaan mobilisasi ibu-ibu dharma wanita untuk menghadiri senam bersama istri calon presiden tertentu di Sulawesi Utara pada 17 Januari 2024. Lalu dugaan dimanfaatkannya petugas pendamping desa yang berada di bawah naungan Kementerian Desa untuk menjadi tim pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres.

"Kami mendapat informasi terakhir bahwa kalau ada petugas pendamping desa tidak berkenan mendukung paslon tersebut, SK-nya tidak diperpanjang," kata Habiburokhman.

Surat suara tercoblos...

 

Selanjutnya, kata dia, ada kabar soal suara suara tercoblos untuk pasangan capres-cawapres lain di Taiwan. Habiburokhman menyebut, TKN sudah mengambil langkah hukum berupa 41 laporan ke Bawaslu, dua laporan ke Dewan Pers, dua laporan ke Komisi Penyiaran Indonesia, lima laporan ke DKPP, dan lima laporan pidana ke Polri.

Skenario hitam kedua, kata Habiburokhman, adalah menghembuskan isu pemakzulan Presiden Jokowi. Sejumlah pihak membangun narasi bahwa Jokowi layak dimakzulkan, tapi tak mampu menghadirkan bukti apa pun sebagaimana diatur dalam Pasal 7A UUD 1945.

Menurut dia, isu pemakzulan sengaja dihembuskan untuk menahan pertumbuhan elektabilitas Prabowo-Gibran yang kini unggul jauh dibanding dua kompetitornya. Sebab, hasil survei menunjukkan bahwa tingginya tingkat kepuasan masyarakat kepada Presiden Jokowi berbanding lurus dengan tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran.

Skenario hitam ketiga adalah memproduksi kabar bohong atau fitnah. Contohnya adalah peredaran masif koran Achtung yang isinya, kata Habiburokhman, memfitnah Prabowo Subianto sebagai penculik aktivis prodemokrasi 1998. Koran tersebut sudah beredar di 20 kota besar di Tanah Air.

Selain itu, kata dia, lawan politik juga menghembuskan kabar bohong soal adanya menteri yang ingin mundur dari kabinet Presiden Jokowi. "Ada juga mereka menghembuskan berita yang intinya ingin mengadu domba antara prajurit TNI dan masyarakat sipil," kata Wakil Ketua Komisi III (bidang hukum) DPR RI itu.

Elektabilitas Prabowo-Gibran melesat...

 

Menurut Habiburokhman, lawan politik melancarkan tiga skenario itu karena merasa frustasi melihat elektabilitas Prabowo-Gibran terus meroket. Lantaran tak lagi bisa membendung kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran, para lawan politik akhirnya memilih cara-cara tidak demokratis.

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk bersikap ksatria. Kalau memang tidak sepakat dengan gagasan Prabowo-Gibran yang prorakyat, ya lakukanlah cara-cara yang tidak bertentangan hukum dan konstitusi," ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, pihaknya tidak akan membalas semua serangan tersebut dengan cara melakukan kecurangan ataupun menyebar hoaks pula. Pihaknya menyerahkan penyelesaian dugaan-dugaan pelanggaran itu kepada lembaga berwenang.

"Kami minta kepada penegak hukum terkait, baik Bawaslu, DKPP, kepolisian agar melakukan tugasnya dengan baik menangkal tiga skenario melawan hukum ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Habiburokhman yakin tiga skenario itu tak akan bisa membendung kemenangan Prabowo-Gibran. Kendati begitu, ketiga skenario hitam itu dapat membuat gaduh penyelenggaraan pemilu dan kehidupan sosial masyarakat menjadi tidak stabil.

Elektabilitas capres cawapres. - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler