Bea Cukai Malang Fasilitasi Pelaku UMKM Tembus Pasar Ekspor
Bea Cukai punya program klinik ekspor yang mendukung dan memberikan fasilitasi UMKM.
REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Cukai Malang mendorong pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mampu menembus pasar ekspor, dengan memberikan sejumlah fasilitasi kepada pelaku usaha. Ketua Klinik Ekspor Kantor Bea Cukai Malang, Dwi Prasetyo Rini di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (23/1/2024), mengatakan bahwa salah satu upaya untuk mendorong pelaku UMKM bisa menembus pasar ekspor adalah melalui Program Klinik Ekspor Bea Cukai Malang.
"Kami memiliki program klinik ekspor yang mendukung dan memberikan fasilitasi UMKM untuk melakukan ekspor," kata Dwi.
Dwi menjelaskan pada 2023, Klinik Ekspor Bea Cukai Malang memiliki kurang lebih sebanyak 400 mitra UMKM yang diberikan pendampingan, yang bertujuan untuk memperluas akses pasar terhadap produk-produk berkualitas unggulan ke mancanegara.
Menurutnya, dari sebanyak 400 pelaku UMKM yang diberikan pendampingan oleh Bea Cukai Malang tersebut, sebanyak 20 di antaranya telah melaksanakan ekspor perdana pada 2023. Diharapkan, pelaku UMKM yang melakukan ekspor pada 2024 juga meningkat.
Ia menambahkan Creative Kokedama yang memiliki produk kokedama atau media tanam bunga yang menggunakan bahan baku sabut kelapa tersebut, sudah mampu menandatangani kontrak eksklusif dengan perusahaan asal Jepang Bond Syoji. Co, Ltd.
"Creative Kokedama merupakan mitra kami pada Klinik Ekspor Bea Cukai Malang. Harapan kami ke depan, semakin banyak produk yang akan diminati oleh pembeli Jepang. Sehingga produk-produk Indonesia khususnya dari Kota Batu ini bisa melakukan ekspor," katanya.
Dalam kesempatan itu, pemilik Creative Kokedama Dwi Lili Indayani mengatakan bahwa diharapkan kerja sama dengan Bond Syoji Co Ltd, yang difasilitasi oleh Bea Cukai Malang tersebut bisa berjalan untuk jangka panjang.
Creative Kokedama, lanjutnya, sudah melakukan ekspor produk tersebut sejak akhir 2023. Saat itu, produk kokedama yang diekspor ke Negeri Sakura tersebut kurang lebih sebanyak 10 ribu buah, dengan nilai kurang lebih Rp 400 juta.
Saat ini, lanjutnya, kerja sama itu tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak eksklusif senilai kurang lebih Rp 800 juta atau sebanyak 20 ribu produk kokedama.
Kerja sama tersebut, diharapkan juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang juga membantu produksi kokedama tersebut.
"Ini diharapkan menjadi kerja sama untuk jangka waktu yang panjang. Dengan kontrak ini, diharapkan juga meningkatkan ekonomi dan memberdayakan masyarakat sekitar," katanya.