Fans K-Pop Prihatin Banyak Idol Kurang Teredukasi Isu Israel-Palestina

Menurut fans, banyak idol K-pop yang kurang teredukasi soal konflik Israel-Palestina.

Republika/Umi Nur Fadhilah
Fans K-pop (ilustrasi). Muncul gerakan Strike Againts The 4 dari penggemar K-pop sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Gerakan ini menyasar 4 agensi besar di Korea.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang penggemar BTS dan penikmat musik K-pop, Putri Syifa, memberikan pandangannya terhadap gerakan #StrikeAgainstThe4 yang tengah mencuat di kalangan penggemar K-pop. Menurut dia, respons terhadap gerakan tersebut sebagian besar positif karena memberikan kesempatan kepada para penggemar untuk menyuarakan keprihatinan mereka terkait konflik Palestina-Israel.

Baca Juga


Syifa mengungkapkan keprihatinannya terhadap sejumlah idol K-pop yang mungkin kurang mendapat edukasi terkait isu tersebut, terutama di negara yang tidak mayoritas Muslim. “Aku cukup concern dengan isu ini (Israel dan Palestina) untuk beberapa waktu ke belakang. Mengingat, ternyata banyak idol di sana, entah karena kurang edukasi atau tidak mendapatkan edukasi sama sekali, soal isu Palestina sendiri,” kata Syifa kepada Republika.co.id, Rabu (24/1/2024).

Baginya, gerakan ini menjadi peluang untuk meningkatkan kesadaran di kalangan idol K-pop terhadap isu global yang sedang berkembang. Dalam kaitannya dengan agensi besar yang dijuluki The BIG 4 (HYBE, JYP Entertainment, SM Entertainment, dan YG Entertainment), Syifa menyebutkan bahwa idol favoritnya adalah BTS dari BigHit Music (Hybe). BTS yang sedang menjalani wajib militer mungkin tidak aktif dalam mempromosikan atau mendukung produk yang terlibat dalam daftar boikot selama periode gerakan #StrikeAgainstThe4.

Syifa beranggapan dampak gerakan #StrikeAgainstThe4 terutama dirasakan dalam penurunan pendapatan dari streaming musik dan penjualan album. Syifa mengungkapkan, dampak mungkin lebih dirasakan oleh penggemar aktif yang sering streaming dan membeli merchandise atau album, serta penggemar yang secara rutin mendengarkan musik Korea.

Terkait dengan penggemar K-pop yang fanatik, Syifa melihat bahwa gerakan ini mungkin saja tetap mendapat dukungan dari mereka yang sangat concern terhadap isu Palestina-Israel. Namun, dia menekankan bahwa pemahaman dan penanganan isu ini dapat bervariasi di antara para penggemar.

Alternatif untuk mendukung gerakan ini, menurut Syifa, bisa melibatkan edukasi. Ia menyarankan bahwa penggemar yang fanatik masih dapat mengakses informasi mengenai idol mereka melalui alternatif lain, seperti podcast atau saluran berita.

Syifa menggarisbawahi bahwa edukasi dan kesadaran terhadap isu Palestina-Israel tetap penting sehingga gerakan ini dapat menjadi langkah awal untuk menyuarakannya di kalangan penggemar K-pop. Dengan memberikan informasi kepada idol melalui platform sosial media, Syifa berharap agar kesadaran terhadap isu ini semakin meluas di kalangan komunitas K-pop. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler