AS dan Israel Sepakati Perjanjian Pasokan Senjata Besar-besaran

Militer Israel akan dipasok dengan sejumlah drone dan ribuan amunisi.

Reuters
Amerika Serikat (AS) dan Israel telah merampungkan perjanjian senjata besar-besaran meliputi penyediaan jet-jet tempur F-35 dan F-15 untuk Tel Aviv.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Amerika Serikat (AS) dan Israel telah merampungkan perjanjian senjata besar-besaran meliputi penyediaan jet-jet tempur F-35 dan F-15 untuk Tel Aviv, menurut laporan Hebrew Channel 12 pada Kamis (25/1/2024). Media tersebut mengutip para pejabat dari Kementerian Pertahanan Israel yang berpartisipasi dalam kesepakatan itu dengan menyebutkan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Israel. 

Baca Juga


Menurut kesepakatan, militer Israel akan dipasok dengan sejumlah drone (pesawat nirawak) sereta ribuan butir amunisi dalam beberapa hari mendatang. Menurut para pejabat itu, perjanjian tersebut termasuk pasokan bagi militer Israel berupa pesawat tempur F-35 dan F-15 serta helikopter Apache dalam jumlah besar. 

Para pejabat mengatakan kesepakatan itu merupakan hal yang luar biasa mengingat perang terus berlanjut di Gaza maupun pertempuran di utara dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Mereka mengatakan Israel meminta prioritas dari AS atas pasokan tersebut, mengingat perkembangan perang di Gaza. Israel akan menjadi negara pertama yang menerima pesawat F-35 canggih yang diproduksi Boeing.

AS telah mendeklarasikan dukungannya untuk Israel sejak perang mulai pecah di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.

Pada 25 Oktober, hasil survei yang diadakan CBS News di AS mengungkapkan bahwa 52 persen warga Amerika menentang pemerintah mereka mengirimkan senjata kepada Israel.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober. 

Gempuran Israel telah menewaskan sedikitnya 25.900 warga Palestina dan melukai 64.110 lainnya. Sementara, hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara lebih dari separuh infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler