Timnas Indonesia Tersingkir di 16 Besar Piala Asia 2023, Apa yang Kurang?
Permainan skuad Garuda memang jauh lebih baik dibandingkan Australia.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: part
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 67
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: serial
Filename: amp/berita_amp.php
Line Number: 82
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: search
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 2070
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Indonesia tersingkir di babak 16 besar Piala Asia 2023 setelah ditekuk 0-6 oleh Australia pada laga yang berlangsung di Jassim Bin Hamad Stadium, Doha, Ahad (28/1/2024) malam WIB. Pengamat sepak bola nasional Kesit Budi Handoyo mengakui tim asuhan Shin Tae-yong cukup menyulitkan the Socceroos tapi jam terbang Asnawi Mangkualam dkk masih belum cukup.
"Walaupun tim Indonesia memberikan perlawanan dan menciptakan beberapa peluang, tapi jujur dari segi permainan kita memang kalah kelas, kalah pengalaman kemudian juga jam terbang pemain Australia lebih banyak dan lebih berpengalaman," kata Kesit saat dihubungi Republika.co.id, Senin (29/1/2024).
Permainan skuad Garuda memang jauh lebih baik dibandingkan saat melawan Jepang sebelumnya. Bisa jadi hal itu karena gaya permainan Jepang yang memang membuat Indonesia tak berkutik. Tapi meskipun hasilnya lebih buruk, yakni empat gol tanpa balas, permainan timnas Indonesia mampu menyulitkan Australia.
Namun Kesit memberikan catatan di sektor lini depan timnas Indonesia. Menurutnya pelatih Shin Tae-yong harus bisa memoles pemain untuk dapat membenahi kekurangan di lini depan. Menurutnya sumber daya yang dimiliki STY memang masih kurang khususnya di lini depan.
"Di sektor lini depan kita memang butuh pemain yang benar-benar bagus. Karena saat ini hanya Rafael Struick aja yang jadi andalan di barisan depan serama Piala Asia. Lalu di lini tengah rasanya juga masih perlu pemain yang bisa mengatur ritme permainan, ini yang belum kita punya," kata dia.
Kesit menyebut untuk membangun chemistry antara pemain, PSSI harus lebih sering menggelar uji coba internasional melawan tim dengan level yang lebih tinggi. "Ini penting untuk memberikan jam terbang yang lebih tinggi kepada pemain agar mereka terbiasa merasakan tekanan dari tim yang secara kualitas memang lebih bagus," ujarnya.