Cerita Mahasiswa ITB tak Bisa Bayar UKT Rp 12,5 Juta, Tapi Malah Disarankan Pakai Pinjol

Deovie mengaku masalah ekonomi keluarga yang membuatnya kesulitan membayar UKT.

Republika/M Fauzi Ridwan
Seratus lebih mahasiswa yang tergabung di kabinet keluarga mahasiswa ITB melakukan aksi demonstrasi menolak penggunaan aplikasi pinjaman online untuk program biaya kuliah mahasiswa yang kesulitan membayar UKT di depan Gedung Rektorat ITB, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).
Rep: Fauzi Ridwan Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Deovie Lentera Hikmatullah (20 tahun) merupakan salah satu mahasiswa ITB yang kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT) sejak pertama kali menginjakan kaki sebagai mahasiswa ITB di tahun 2020. Tiap semester, ia diharuskan membayar UKT sebesar Rp 12,5 juta.

Mahasiswa jurusan teknik biomedis sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) ITB ini sering kali mengajukan keringanan UKT. Namun, pihak kampus tidak pernah merespons pengajuan keringanan tersebut dan hanya memberikan penangguhan pembayaran biaya kuliah.

Baca Juga



Deovie mengaku masalah ekonomi keluarga yang membuatnya kesulitan membayar UKT. Apalagi, sosok ayahnya hanya seorang pensiunan. "Total sisa tunggakan saya mencapai Rp 18.750.000," ucap dia saat ditemui di aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat ITB, Senin (29/1/2024).

Meski belum pernah menerima keringanan UKT, ia mengaku beberapa kali menerima penangguhan biaya kuliah. Deovie pun tetap diperbolehkan kuliah dengan sejumlah pembatasan.

Pada semester genap tahun 2023/2024 ini, ia mengatakan harus terlebih dahulu menyelesaikan tunggakan sebesar Rp 18.750.000 apabila ingin mengikuti perkuliahan. Apabila tidak dibayar maka dipersilahkan untuk cuti.

Ia mengaku kebingungan untuk membayar tunggakan tersebut hingga akhirnya pihak kampus menurunkan pembayaran tunggakan menjadi Rp 12.500.000. Namun, Deovie mengaku masih belum bisa membayar biaya tersebut.

Hingga akhirnya, ia mengatakan pihak kampus melalui sistem menyarankan untuk menggunakan aplikasi pinjaman online biaya kuliah Danacita. Namun, ia enggan mengambil saran tersebut karena tidak mau berutang.

Deovie mengatakan apabila mengambil cuti kuliah maka tetap harus membayar UKT sebesar 50 persen. Dengan bantuan alumni himpunan mahasiswa elektro, akhirnya ia bisa membayar tunggakan Rp 12,5 juta di semester kemarin dan mengisi formulir rencana studi (FRS) untuk perkuliahan.

Namun, ia mengaku UKT di tahun semester genap 2023/2024 belum dibayarkan dan sisa tunggakan. Deovie mengaku mahasiswa yang bernasib serupa dengannya relatif banyak.

Seratus lebih mahasiswa yang tergabung di keluarga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar aksi demonstrasi kepada rektor ITB di gedung rektorat di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024). Mereka meminta program pinjaman online (pinjol) untuk biaya kuliah mahasiswa tidak mampu dan berbunga dihapus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler