Ibu Berdosa Melahirkan Anak tak Berakhlak? Begini Pengasuhan Menurut Islam

Tugas ibu menjadi guru pertama bagi anak tidaklah mudah.

Republika/Prayogi
Anak digandeng ayah dan ibunya (ilustrasi). Pengasuhan anak memerlukan peran besar ayah dan ibu.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahfud MD menyebut sebagian masyarakat menyimpulkan pernyataannya berbeda dengan maksudnya. Dalam acara "Tabrak Prof" di Lampung pada Kamis (25/1/2024) lalu, calon wakil presiden nomor urut 03 itu mendapat pertanyaan tentang ibu yang melahirkan anak tidak berakhlak.

"Saya bilang, ya dosa kita kalau membiarkan ibu itu melahirkan anak tak berakhlak, kita (sebagai pemerintah) yang dosa, bukan ibunya yang dosa," kata Mahfud di Pekanbaru, Riau, dikutip dari siaran pers, Senin (29/1/2024).

Menurut Mahfud, pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi kaum ibu, sehingga mereka masih punya waktu untuk mendidik anak. Terlepas dari kontroversi pernyataan Mahfud, sejatinya bagaimana pendidikan anak menurut Islam?

Dalam pengasuhan anak, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya. Meskipun anak dipengaruhi dan dibentuk oleh masyarakat, peran orang tua sangatlah penting.

Baca Juga



Seorang ibu juga kerap disebut sebagai madrasah alias guru pertama dan utama bagi anak. Melalui perempuan, generasi berikutnya atau anak-anak Muslim belajar tentang Islam dan kewajiban yang harus dipenuhi terhadap pencipta manusia, Allah SWT.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Tidak ada anugerah yang dapat diberikan orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pada budi pekerti yang baik."

Ibu biasanya memahami anaknya dengan baik. Ajarannya akan menjadi panduan bagi anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Landasan dari ajaran seorang ibu tidak hanya membangun kepercayaan dan kemauan untuk belajar, tetapi juga memberikan anak kesadaran diri yang sehat dan perhatian terhadap orang lain.

Ibu berperan membantu membangun rasa hormat, kebaikan, keberanian, kejujuran, disiplin diri, ketekunan, kasih sayang, dan banyak lagi nilai-nilai yang melindungi anak-anak dari pengaruh negatif serta memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Menjadi guru pertama bagi seorang anak tidaklah mudah, di baliknya terdapat tanggung jawab yang besar.

Membesarkan anak dengan budi pekerti yang baik bukan hanya norma budaya tetapi juga kewajiban agama dalam Islam. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya membina anak dengan sifat-sifat yang berbudi luhur dan memupuk keengganan mereka terhadap perbuatan jahat.

Berikut cara orang tua menanamkan nilai-nilai tersebut akhlak kepada anak, seperti dilansir dari Dawateislami India, Senin (29/1/2024).

1. Memberi Teladan
Salah satu aspek mendasar dalam mengajarkan akhlak kepada anak adalah memimpin dengan memberi contoh. Orang tua berperan sebagai teladan utama bagi anak-anak mereka, dan teladan praktis mereka memainkan peran penting dalam membentuk perilaku anak.

Namun, jika orang tua sendiri menunjukkan perilaku yang buruk atau terlibat dalam perilaku yang tidak pantas, maka akan menjadi tantangan bagi mereka untuk secara efektif mengajari anak-anak tentang perilaku yang baik. Penting bagi orang tua untuk memperbaiki perilaku mereka sendiri, memperbaiki diri, dan menjadi teladan positif bagi anak-anak mereka.

2. Apresiasi dan Penguatan Positif
Orang tua hendaknya tidak hanya fokus memperbaiki perilakunya sendiri, namun juga menghargai dan mengakui perbuatan baik anak. Ketika anak-anak melakukan tindakan kebaikan, kejujuran, atau kasih sayang, penting bagi orang tua mengungkapkan rasa terima kasih dan kekaguman mereka.

3. Mengatasi Perilaku yang tidak Diinginkan dengan Kesabaran dan Kasih Sayang
Demikian pula ketika anak melakukan perilaku yang tidak diinginkan, orang tua harus mengatasinya dengan cara yang tepat. Daripada memberikan hukuman atau omelan yang keras, orang tua hendaknya berusaha membimbing anak dengan kesabaran, pengertian, dan kasih sayang.

Islam mendorong orang tua untuk mengajari anak-anak mereka tentang benar dan salah, membantu mereka memahami konsekuensi tindakan mereka dan membuat mereka bertanggung jawab atas perilaku mereka.

Menanamkan Nilai
Anak-anak juga perlu diajarkan tentang kebersihan, kejujuran dan diberi lingkungan kondusif. Di antara akhlak yang paling buruk adalah mencaci-maki orang lain dan mengumpatnya.

Jika kebiasaan buruk ini tidak diatasi saat anak beranjak dewasa, maka akan sulit baginya untuk menghindarinya di kemudian hari. Islam memerintahkan menjaga lidah. Nabi bersabda: "Barangsiapa yang menjamin, apa yang ada di antara rahangnya (lidah), dan apa yang ada di antara pahanya (bagian kemaluannya), maka saya jamin surga baginya." (Al-Bukhari)

Artinya, Muslim harus menjaga lidah sendiri dari mengucapkan sesuatu yang tidak diridhoi Allah SWT. Muslim juga harus menjaga aurat dari perbuatan haram atau zina.

Islam sangat menekankan pendidikan, dan anak-anak harus diberi kesempatan untuk fokus pada studi dan pertumbuhan pribadi mereka. Mengajarkan budi pekerti yang baik kepada anak dalam Islam adalah hal yang paling penting.

Dalam Islam, ayah juga harus menjadi teladan, pemberi nafkah, dan pendukung yang positif bagi anak-anaknya. Dengan mengikuti tuntunan Alquran dan hadits, para ayah bisa menjadi teladan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Orang tua harus menyadari peran mereka sebagai pendidik utama dan berusaha untuk membesarkan anak-anak mereka dengan sifat-sifat yang berbudi luhur. Dengan mengasuh anak dengan cara yang saleh, orang tua memenuhi kewajiban agamanya dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang bermoral tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler