Ribuan Guru Ngaji se-Surakarta Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran
Menurut Eko Wiratmoko, pemimpin yang paling ikhlas kepada rakyat adalah Prabowo.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Pandawa Lima menggelar acara khusus saat menerima dukungan dan deklarasi ribuan guru ngaji se-Surakarta, Jawa Tengah (Jateng) mendukung pasangan calon presiden/wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Kota Solo, Ahad (28/1/2024).
Hadir dalam acara itu sejumlah tokoh nasional dari Jakarta antara lain, Ketua Umum Pandawa Lima Letjen (Purn) Eko Wiratmoko, Sekjen Pandawa Lima M Ryano Panjaitan, Dewan Pembina Pandawa lima Giring Ganesha, Ketua Umum Forum Komunikasi Santri Indonesia (Forki) M Natsir Sahib, dan pengurus lainnya.
"Ijtihad ribuan guru ngaji se-Surakarta bersama Pandawa Lima mendukung Prabowo-Gibran ini sejalan dengan Presiden Jokowi yang ingin masyarakat Indonesia lebih sejahtera dan di segani di dunia internasional dengan kepemimpinan yang kuat," ujar Ketua Umum Pandawa Lima Letjen (Purn) Eko Wiratmoko dalam siaran pers di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Eko mengatakan, seperti yang disampaikan oleh almahrum Presiden ke-4 RI Gus Dur, pemimpin yang paling ikhlas kepada rakyat adalah Prabowo yang pada masa tuanya akan menjadi presiden RI. Karena itu, ia menilai, Presiden Jokowi sudah tepat memilih Prabowo sebagai penerusnya.
"Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mewariskan kepemimpinannya pada yang lebih baik. Prabowo rekam jejaknya sebagai pemimpin militer hingga Menteri Pertahanan, jadi ketua umum partai politik Gerindra, jadi pengusaha yang sukses. Rekam jejak yang sudah khatam ini insya Allah akan di sempurnakan dengan memimpin Indonesia jadi presiden RI," kata Eko.
Menurut Eko, pengalaman Prabowo sekolah di luar negeri sejak muda, yang menganggap Indonesia dianggap masih primitif dan terkebelakang. Dia menyebut, Prabowo ingin membuktikan bahwa Indonesia adalah negeri yang sejahtera dan kuat yang disegani di dunia internasional sebagai Macan Asia.
"Hal ini Presiden Jokowi sudah membuktikan dunia internasional merengek memibta Indonesia agar hasil tambang di ekspor berupa barang mentah yang di tolak Jokowi. Ekspor setelah barang jadi baru di jual untuk nilai tambah yang berlipat lipat. Saat pandemi Covid-19, ekonomi tidak kolaps karena program hilirisasi yang tidak menjual barang mentah seperti nikel," kata Eko.
Eks sekretaris Menko Polhukam itu menegaskan, kepemimpinan Presiden Jokowi yang tegas dan kuat itu ibarat kata sebelas duabelas dengan Prabowo untuk memimpin Indonesia yang berani melawan tekanan dunia internasional sampai ke WTO.
"Dan saat Anies Baswedan menghina Prabowo saat debat yang memberi nilai 11 dari 100 saat jadi Menhan, Prabowo tetap sabar, tidak membalas meski Anies dulu pernah dibantu saat maju jadi gubernur DKI. Jadi pemimpin seperti Prabowo inilah yang di butuhkan saat ini," ucap Eko.