Musim Semi di Spanyol Lebih Panas, Picu Kekhawatiran Iklim
Penduduk Spanyol mulai mengkhawatirkan ancaman gelombang panas baru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu musim semi di tengah musim dingin di Spanyol memikat orang-orang untuk ke pantai dan cafe luar ruangan pada Kamis (25/1/2024). Namun, bahkan mereka yang menikmati cuaca yang luar biasa hangat pun menyuarakan keprihatinan tentang perubahan iklim dan ancaman gelombang panas baru.
Layanan meteorologi memperkirakan suhu akan mencapai 28 derajat Celcius di wilayah Mediterania di Murcia dan 24-26 derajat Celcius di sebagian besar Andalusia, Spanyol Selatan. Tidak hanya itu, suhu di beberapa daerah lain di Spanyol juga mencapai 10-20 derajat Celcius di atas tingkat normal pada musim ini.
Para ilmuwan telah mengaitkan suhu yang sangat panas serta kondisi kering dan berangin di banyak belahan dunia, termasuk Eropa selatan, dengan perubahan iklim. Tahun lalu merupakan tahun terpanas kedua yang tercatat di Spanyol dengan gelombang panas berturut-turut yang menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan.
"Kami sedikit terkejut karena cuaca sangat hangat. Dan ini menyenangkan bagi kami sekarang, tapi kami rasa ini tidak sepenuhnya normal," ujar seorang turis Jerman, Thorsten Petersen, 66 tahun, kepada Reuters di pusat kota Madrid.
Adela, seorang pensiunan lokal, menambahkan bahwa perubahan iklim betul-betul terjadi. “Mereka yang tidak percaya dengan perubahan iklim hanya perlu melihat apa yang terjadi: terlalu dingin atau terlalu panas. Menurut saya ini adalah bencana,” kata dia.
Beberapa video juga menunjukkan bagaimana orang-orang sudah melepas mantel musim dingin mereka, dan beberapa mengenakan celana pendek dan kaos di Madrid.
Di negara tetangga, Portugal, udara paling hangat di distrik pusat Leiria, mencapai 23 derajat Celcius, dan lembaga meteorologi setempat memperkirakan suhu udara di sana mencapai 24 derajat Celcius pada Jumat. Di bagian Utara, suhu mencapai 8-9 derajat Celcius di atas tingkat normal.
"Saya rasa ini karena perubahan iklim. Ini adalah masa depan kita, jadi kita harus melindungi planet ini,” kata turis asal Prancis, Jane Dubois, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/1/2024).
Fabio Silvestre, yang mengunjungi Lisbon bersama putrinya yang masih kecil dari Italia, juga menyuarakan keprihatinannya terhadap iklim. “Saya sedikit khawatir dengan putri saya, dengan cuaca tidak normal seperti ini,” kata Silvestre.