Pengaruhi Kesuburan Pria, Ketidakseimbangan Bakteri di Air Mani Bikin Sperma Kurang Gesit

Kesuburan pria dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kegesitan sperma.

www.freepik.com.
Bayi tabung (ilustrasi). Keberadaan bakteri L. iners bisa memengaruhi kesuburan pria dan wanita.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah sperma pada air mani pria di dunia mengalami penurunan hingga 50 persen dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Penurunan jumlah sperma ini semakin cepat setelah memasuki era 2000-an, menurut studi dalam jurnal Reproductive Biology and Endocrinology.

Jumlah sperma yang rendah, yaitu di bawah 15 juta sperma per mililiter air mani, merupakan salah satu karakteristik dari masalah infertilitas atau ketidaksuburan pada pria. Menurut sejumlah studi, penurunan jumlah sperma pada pria di dunia saat ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah polusi.

Studi terbaru dalam Scientific Reports mengungkapkan bahwa ketidakseimbangan mikrobioma pada air mani turut memengaruhi ketidaksuburan pria. Akan tetapi, ketidakseimbangan mikroba ini bukan berdampak pada jumlah sperma dalam air mani, melainkan motilitas atau kegesitan gerak sperma.

Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat bakteri Lactobacillus iners (L. iners) yang tinggi pada air mani berkaitan dengan motilitas sperma yang rendah. Sperma dengan motilitas yang rendah cenderung tidak bisa bergerak dengan gesit untuk membuahi sel telur.

Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa air mani yang abnormal cenderung memiliki kadar bakteri Pseudomonas stutzeri dan Pseudomonas fluorescens yang lebih tinggi. Di sisi lain, air mani yang abnormal memiliki kadar bakteri Pseudomonas putida yang lebih rendah dibandingkan air mani normal.

Mengapa bakteri memengaruhi kesuburan manusia?

Baca Juga


Peneliti sekaligus ahli urologi, dr Vadim Osadchiy, mengungkapkan bahwa keberadaan bakteri L. iners bisa memengaruhi kesuburan pria dan wanita. Pada wanita, bakteri tersebut bisa berperan sebagai organisme simbiotik.

"Artinya, (bakteri L. iners) membantu menjaga kesehatan mikroba vagina dan mencegah mikroba jahat mengambil alih," jelas dr Osadchiy.

Di sisi lain, sejumlah studi mengindikasikan bahwa bakteri L. iners dapat memengaruhi peluang seseorang untuk terkena vaginosis bakterial atau bahkan infeksi menular seksual. Akan tetapi, kadar bakteri L. iners yang tinggi bisa memperburuk peluang keberhasilan dari teknologi reproduksi berbantu, seperti bayi tabung atau in vitro fertilization.

"Beberapa data mengindikasikan adanya hasil teknologi reproduksi berbantu yang lebih buruk ketika kadar (L. iners) yang tinggi pada mikrobioma vagina," ujar dr Osadchiy.

Akan tetapi, pengaruh keberadaan L. iners pada kesuburan pria belum pernah benar-benar diteliti sebelumnya. Studi dalam Scientific Reports ini merupakan studi pertama yang menyoroti pengaruh L. iners terhadap kesuburan pria.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler