Militer Israel Terus Banjiri Terowongan Hamas dengan Air

Tindakan Israel tersebut berbahaya dan menimbulkan risiko besar bagi warga sipil Gaza

AP Photo/Ariel Schalit
Tentara Israel terlihat di sebuah terowongan yang menurut militer digunakan militan Hamas untuk menyerang penyeberangan Erez di Jalur Gaza utara, Jumat, (15/12/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (30/1/2024), kembali mengumumkan, mereka membanjiri terowongan Hamas dengan air. Hal itu dilakukan dalam rangka menghancurkan jaringan bawah tanah Hamas yang kerap digunakan untuk menyerang tentara Israel di medan pertempuran.

Baca Juga


“Ini (membanjiri terowongan-red) adalah bagian dari serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya. IDF mengeklaim proses pemompaan air ke terowongan Hamas dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak air tanah di sana.

“Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi yang sesuai, sesuai dengan metode pengoperasiannya untuk setiap kasus,” ujarnya. “Alat ini adalah salah satu dari serangkaian kemampuan yang dikembangkan oleh IDF dan lembaga keamanan Israel dalam beberapa tahun terakhir untuk beroperasi melawan infrastruktur bawah tanah Hamas di Jalur Gaza,” tambah IDF.

Israel menjuluki jaringan terowongan bawah tanah sebagai “metro Gaza”. Menurut studi dari akademi militer Amerika, West Point, terdapat 1.300 terowongan sepanjang 500 kilometer di Gaza ketika Israel memulai agresinya ke Gaza pada awal Oktober tahun lalu.

IDF telah bersumpah akan menghancurkan metro Gaza setelah Hamas melancarkan serangan dan operasi infiltrasi ke negaranya pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.140 orang.

Pada Desember tahun lalu, beberapa media Israel melaporkan bahwa IDF cenderung membanjiri terowongan Hamas dengan air laut yang dipompa dari Mediterania. Namun para ahli telah memperingatkan bahwa tindakan Israel tersebut berbahaya dan menimbulkan risiko besar bagi warga sipil Gaza.

“Pemompaan air laut ke terowongan Hamas akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air dan limbah yang sudah rapuh di Gaza. Bahkan ada risiko runtuhnya bangunan dan jalan karena meningkatnya tekanan dan infiltrasi air laut ke Gaza,” kata koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, pada Desember tahun lalu.

Hingga saat ini pertempuran antara Israel dan Hamas serta kelompok perlawanan Palestina lainnya masih berlangsung di Gaza. Lebih dari 26.700 warga Palestina sudah terbunuh sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler