Sebagian Orang Takut Makan Telur, Betulkah Kolesterolnya Tinggi?

Sebagian orang khawatir konsumsi telur dapat meningkatkan kadar kolesterol.

www.freepik.com
Telur mata sapi (ilustrasi). Ada anggapan bahwa orang harus membatasi jumlah telur yang dimakan karena kuning telur mengandung kolesterol.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bertahun-tahun, terdapat perdebatan mengenai apakah telur menyehatkan bagi jantung atau tidak. Terdapat saran dari beberapa badan kesehatan dan ahli untuk membatasi asupan telur karena dianggap berpotensi memicu kolesterol.
Secara global, penyakit jantung menjadi masalah utama, dengan penyakit kardiovaskular menyebabkan hampir 20 juta kematian setiap tahunnya. Penyebab utamanya adalah zat lemak yang menumpuk di arteri, sehingga menghalangi atau mengganggu aliran darah.
Seiring waktu, dinding arteri bisa menjadi tebal dengan endapan ini dalam proses yang disebut aterosklerosis. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap aterosklerosis, termasuk merokok, minum alkohol, tekanan darah tinggi, dan terlalu banyak kolesterol dalam darah.
Karena itu, sebagian orang masih "takut" menyantap telur karena kaitannya dengan risiko timbunan kolesterol. Namun, hal ini disanggah oleh dokter jantung Jack Wolfson, yang mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir menyantap telur.
Dalam video TikTok berjudul "Hal-hal yang tidak akan pernah saya lakukan sebagai ahli jantung", Wolfson membagikan informasi terkait telur kepada lebih dari 460 ribu pengikutnya. Hal nomor satu yang tidak akan pernah dia lakukan sebagai ahli jantung adalah meminta masyarakat menghindari makan telur.
"Kesalahan yang sangat, sangat besar. Telur adalah 'kepompong' bagi bayi ayam, dan seperti multivitamin, telur sangat menyehatkan. Jangan khawatir tentang kolesterol dalam telur," ungkap Wolfson, dikutip dari laman Express, Kamis (1/2/2024).
Saran dari Wolfson didukung oleh ahli diet dari British Heart Foundation, Victoria Taylor. Dia mendapati memang betul dulu ada anggapan bahwa orang harus membatasi jumlah telur yang dimakan, cukup tiga hingga empat butir dalam sepekan, karena kuning telur mengandung kolesterol.

Baca Juga


Akan tetapi, telur rendah lemak jenuh, sehingga aman-aman saja dikonsumsi tiap hari. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi telur dalam jumlah sedang (sekitar satu butir telur sehari) tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang sehat dan dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat.
"Sejak sekitar tahun 2000, organisasi kesehatan besar dunia dan di Inggris, mengubah saran mengenai konsumsi telur. Sekarang, tidak ada batasan yang direkomendasikan mengenai berapa banyak telur yang boleh dikonsumsi, selama orang mengonsumsi makanan yang bervariasi," ujar Taylor.
Mayo Clinic di Amerika Serikat juga menyatakan bahwa mengonsumsi hingga tujuh butir telur dalam sepekan adalah tindakan yang aman. Pengecualian berlaku bagi pengidap hiperkolesterolemia familial (kolesterol tinggi yang diturunkan).
Pengidap hiperkolesterolemia familial masih boleh makan telur, tapi tidak lebih dari tiga atau empat butir sepekan. Perlu juga memperhatikan cara telur dimasak dan apa yang disajikan bersama hidangan telur, karena bahan tambahan itu yang mungkin bisa berbahaya bagi orang yang memiliki kolesterol tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler